Jakarta, Anetry.Net – BKKBN memacu pelaksanaan program keluarga berencana guna mencegah kematian ibu dan bayi akibat kelahiran yang tidak direncanakan.
BKKBN juga berkomitmen untuk mempercepat
penurunan prevalensi stunting yang ditargetkan 14% pada 2024 melalui
program-program Keluarga Berencana.
“Gerakan pemberdayaan dan edukasi yang
sifatnya masif dilakukan untuk mempertahankan angka CPR 57% (Contraceptive
Prevalence Rate/rata-rata pemakaian kontrasepsi) di masa pandemic Covid-19,”
kata Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo di Jakarta.
Menurut Hasto, BKKBN juga berkomitmen
untuk menurunkan angka total fertility rate (TFR) dari 2,46 sebelum
pandemic menjadi 2,24 setelah dua tahun masa pandemi.
“Kami fokus kepada pembangunan keluarga,
baik secara kualitas maupun kuantitas untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
serta mempercepat penurunan prevalensi stunting,” kata Hasto.
Hal itu disampaikan
Hasto sekaitan dengan semangat dari penghargaan United
Nations Population Award yang diberikan Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) beberapa waktu.
Penghargaan tersebut
dipandang tepat karena Indonesia telah memberikan
kontribusi luar biasa dan kesadaran terhadap isu kependudukan serta solusi yang
telah dilakukan. (*/ist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.