Anetry.Net – Nurmalia Ika Widiasari nama lengkapnya. Sosok yang kini intens bergerak sebagai influencer literasi menulis ini, lahir di Yogyakarta pada tahun 1979 silam.
Walaupun sehari-hari memiliki profesi yang tidak bisa dikatakan
memiliki waktu waktu longgar, Notaris dan PPAT Grobogan yang akbrab disapa Lia ini
pun masih menyempatkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk terus berkarya dan
mengajak orang-orang di sekitarnya mengembangkan diri di dunia menulis.
Menulis sudah menjadi passionnya
sejak masih belia. Tercatat, waktu masih menduduki bangku Sekolah Menengah Atas
(SMA) kala itu di SMU Stella Duce 2 Yogyakarta, Lia sudah
aktif menulis artikel. Waktu itu, artikel yang ia tulis terbit di tabloid Gathotkaca
edisi Juli 2004.
Artikel berjudul ‘Kenapa Harus Ratna?’ yang ditulisnya
kemudian juga terbit di Koran Radar Yogya-Jawa Pos. Menulis pun terus menjadi
kebiasaannya sehari-hari.
“Tidak ada waktu untuk berhenti menulis,” begitu ujar
alumnus tahun 1991 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta ini ketika bincang-bincang bersama redaksi
AneTry.Net pada suatu ketika.
Semasa kuliah di Fakultas Hukum Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto, Lia yang menamatkan meraih prestasi di bidang kepenulisan. Ketika
itu ia menempati peringkat tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) di kampus
tempatnya belajar.
“Prestasi tersebut menambah motivasi untuk terjun ke
dunia literasi menulis,” terang influencer yang menamatkan pendidikan menengah
pertamanya pada tahun 1994 di SMP 14 Yogyakarta itu.
Sejak aktif menulis dan menjadi influencer literasi, Lia
telah berkarya dalam bentuk kumpulan puisi dan lainnya. Hingga kini, tercatat ada
50 buku antologinya bersama rekan-rekan penulis dan pegiat literasi dari
berbagai daerah di Nusantara.
Ibu dari dua orang putri bernama Annisa Gendhis Safira
(13 th) dan Arjani Gita Safira (10th) ini memiliki kemauan yang kuat untuk
turut serta mengembangkan budaya literasi bagi lingkungannya serta
pertemanannya yang tersebar di seantero tanah air.
Melalui kegiatan-kegiatan pelatihan menulis yang ia
kelola bersama pegiat literasi lainnya, sudah cukup banyak melahirkan para
penulis pemula dan kian berkembang hingga kini.
Kesibukannya sehari-hari, tidak pernah memadamkan
semangatnya pada literasi menulis. Istri dari seorang suami bernama Bambang ini
berpendapat, menulis dapat membuka jiwa dan mengembangkan wawasan tak terbatas.
“Menulis itu seni. Dengan seni kita akan merasakan hidup
lebih bermakna,” katanya kepada Pemimpin Umum media AneTry.Net.
Saat ini, Lia pun tengah menyelesaikan garapannya untuk
novel berjudul Tak Seharusnya.’ Ia berharap,
dunia literasi menulis menjadi bagian dari seluruh profesi. Karena dengannya akan
memberikan tambahan pengetahuan bagi setiap orang.
Lia, akan tetap menulis dan mengajak semua orang untuk
turut serta mengembangkan literasi. Ia tak akan berhenti hingga hari tuanya
menjelang, menulis dan menulis lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.