Jakarta, Anetry.Net – Tim Teleskop Luar Angkasa James Webb sedang menyelesaikan commissioning dengan menguji empat instrumen mutakhir dan berbagai modenya.
Salah satu instrumen tersebut, siap dioperasikan untuk
merilis gambar operasional pertama pada 12 Juli 2022 nanti. Instrumen dan
spektrograf Kanada juga menyatakan siap melakukan deteksi cahaya pertama, untuk
mencari dan menjelajahi planet ekstrasurya.
Instrumen pada obervatorium luar angkasa James Webb
senilai USD10 miliar melakukan penelitian di galaksi jauh dan Bima Sakti, tepat
setelah 6 bulan lalu diluncurkan.
“Disebut instrumen Near-Infrared
Imager and Slitless Spectrograph (NIRISS), perangkat, kontribusi Kanada,
berkinerja jauh lebih baik dari yang kami prediksi," kata Rene Doyon,
seorang peneliti planet ekstrasurya dan ahli instrumentasi astronomi di
Université de Montreal, Kanada, dikutip dari laman Space.com.
Instrumen NIRISS akan bekerja sama dengan sensor panduan
halus Kanada atau fine guidance sensor (FGS), yang memungkinkan teleskop untuk
menunjuk secara tepat pada target dari lokasi luar angkasanya. Baik FGS dan
NIRISS dibangun oleh Honeywell dan didanai oleh Badan Antariksa Kanada.
“NIRISS beberapa hari lagi akan memulai operasi sains,
khususnya menyelidiki atmosfer planet ekstrasurya pertama,” kata Doyon, yang
juga peneliti utama FGS dalam posting blog NASA Senin 27 Juni 2022.
Sebagai hasil dari kontribusi ini, para peneliti Kanada
memiliki jaminan bagian ilmu pengetahuan di Teleskop Luar Angkasa James Webb,
yang diperkirakan beroperai selama 20 tahun.
Instrumen NIRISS yang sepenuhnya siap untuk sains adalah
spektroskopi tanpa celah objek tunggal.
Selama 10 Tahun Mode ini memungkinkan instrumen untuk
memisahkan cahaya yang masuk dari objek yang jauh, mengukur jumlah cahaya pada
panjang gelombang tertentu.
Diketahui, mode pengamatan pada NIRISS ini akan
memungkinkan peneliti untuk menyimpulkan elemen apa yang ada dalam komposisi
planet ekstrasurya. Di planet raksasa, misalnya, Teleskop James Webb mungkin
dapat melihat elemen jejak oksigen atau elemen lain yang umum di tata surya.
Pengamatan semacam itu bekerja dengan mengamati sebuah
planet saat melintas di antara bintangnya dan teleskop, atau transit. Dengan
membandingkan pengamatan bintang selama dan tidak selama transit, para ilmuwan
dapat menorehkan perbedaan zat kimia hingga atmosfer di planet ini. (sumber: sindonews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.