Pekalongan, Anetry.Net – Memasuki tahun pelajaran baru dengan Kurikulum Merdeka, menjadi tantangan tersendiri bagi guru.
Dengan kurikulum yang
baru saja disosialisasikan beberapa waktu belakangan kepada guru untuk sekolah
yang mengimplementasikannya itu, sejumlah pihak terus melakukan upaya
meningkatkan kompetensi guru agar tidak gamang menjalaninya.
Banyak pertanyaan yang
muncul di lingkungan guru yang mengajar kelas 1, 4, 7, dan 10. Ada pula yang
ingin tahu bagaimana menyinkronkan pembelajaran dengan tiga bidang utama dalam
kurikulum tersebut?
Ada intrakurikuler,
Profil Pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler. Ketiganya harus masuk dalam
setiap mata pelajaran yang diampu oleh guru bersangkutan.
“Bukan hal rumit,
penyatuan secara komprehensif ketiganya adalah bagaimana seorang guru mampu
memahami tentang mata pelajaran (mapel) yang diampu dipilah antara mapel
aplikatif dan non aplikatif,” kata Nova Indra, CEO Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati kepada media ini, Kamis (7/7).
Menurutnya, selain
menetapkan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dipilih menjadi materi pelajaran,
guru sudah harus mempersiapkan diri, mana mapel yang akan merangkum ketiga poin
di atas.
“Ada mapel yang
aplikatif, contohnya Bahasa Indonesia. Pada mapel ini, guru bisa memilih salah
satu KD yang bersifat aplikatif. Contohnya materi tentang pembelajaran mengarang.
Ini benar-benar harus disiapkan guru,” katanya.
Ia melanjutkan, untuk
mapel aplikatif tersebut, guru harus melakukan persiapan menyeluruh agar
capaian pembelajaran pada tiga bidang utama kurikulum terselesaikan.
“Kalau pada contoh
mapel Bahasa Indonesia itu, guru bisa mengajarkan teori-teori mengarang,
memasukkan secara tematik bagaimana membangun Profil Pelajar Pancasila, lalu
melakukan persiapan ekstrakurikuler bersama peserta didik,” imbuhnya.
Hal itu menurut Nova
pasti mengasyikkan di kelas antara guru dan peserta didik. “Karena berbasis
metode Project Based Learning, guru mesti menjalankan program
ekstrakurikulernya terencana secara rapi dan menghasilkan karya. Ini yang
disebut life skill dari hasil sebuah pembelajaran,” jelasnya.
Pada mapel lain, guru
juga melakukan hal yang sama. Karena tidak semua mapel bisa bersifat aplikatif.
“Di sinilah kepiawaian guru memilih KD yang akan diajarkan sesuai ketersediaan
waktu,” pungkasnya. (*/at)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.