Jangan Salah Paham dengan Kolaborasi Guru Kelas dan Guru Mapel dalam IKM - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Rabu, 13 Juli 2022

Jangan Salah Paham dengan Kolaborasi Guru Kelas dan Guru Mapel dalam IKM


Pekalongan, Anetry.Net
– Menjalankan Kurikulum Merdeka di sekolah, menjadi tanggungjawab pengampu satuan pendidikan yakni kepala sekolah.

 

Dalam pengelolaannya, kepala sekolah harus bisa meramu kerjasama antara guru kelas dan guru mata pelajaran. Hal itu ditujukan agar kurikulum baru tersebut dapat berjalan dengan baik.

 

Khusus sekolah dasar, guru kelas 1 dan 4 jadi tumpuan suksesnya Implementasi Kurikulum Merdeka di awal-awal pengaplikasiannya ini.

 

“Guru kelas harus mampu bekerjasama dengan guru mata pelajaran, baik guru Pendidikan Agama  maupun Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Jadi mesti berkolaborasi, guru kelas lah yang harus mengajak guru mata pelajaran mengomunikasikannya,” demikian ungkap Nova Indra, CEO Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati kepada redaksi anetry.net, Rabu (13/7) pagi.

 

Menurut Nova, kolaborasi tersebut sangat penting dilakukan mengingat saat ini sebagai kurikulum baru, Kurikulum Merdeka belum tersosialisasi dengan sempurna.

 

Jangan salah kaprah

 

Selanjutnya, bagi kepala sekolah tentu harus pula memahami dengan baik tentang Implementasi Kurikulum Merdeka.

 

“Jangan sampai ada pemahaman yang salah dalam memberikan keterangan dan berasumsi sendiri yang berakibat salah kaprah dalam mencermati kurikulum baru ini,” sambung Nova.

 

Salah kaprah yang dimaksudnya adalah, ketika guru kelas menjalankan Kurikulum Merdeka dan memilih materi ajar yang akan diimplementasikan dalam tiga bentuk konsep (intrakurikuler, profil Pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler) kepala sekolah jangan sampai memberikan masukan yang tidak tepat.

 

Ada beberapa temuan di lapangan, lanjut Nova, yang berakibat salah pemahaman dan akhirnya membuat rancu proses implementasi kurikulum tersebut.

 

“Kita temukan di lapangan, kepala sekolah meminta guru kelas untuk menyatukan project ekstrakurikuler antara guru kelas dan guru mata pelajaran. Hal itu tidak tepat, malah mengaburkan esensi ekstrakurikuler yang dimaksud dalam Kurikulum Merdeka,” tegasnya.

 

Menurutnya, masing-masing mata pelajaran tentu memiliki karakteristik yang berbeda, sekaligus dengan tujuan dan pencapaian yang berbeda pula.

 

“Jadi masing-masing mata pelajaran, memiliki project sendiri, termasuk mata pelajaran yang diampu oleh guru tertentu alias non guru kelas,” ujarnya menambahkan. (at)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad