Jalankan Kurikulum Merdeka, Bolehkah Guru Bekerjasama antar Sekolah? - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Rabu, 13 Juli 2022

Jalankan Kurikulum Merdeka, Bolehkah Guru Bekerjasama antar Sekolah?


Pekalongan, Anetry.Net
– Kurikulum Merdeka mulai dijalankan di tahun pelajaran baru 2022-2023 ini. Bagaimana dan apa yang harus dilakukan ?

 

Seperti dketahui, ada 3 pilihan penyelenggaraan Kurikulum Merdeka di sekolah. Ada Mandiri belajar, yang memberikan kebebasan pada satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan.

 

Ada Mandiri Berubah, yang memberi keleluasaan satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka. Dan terakhir, ada Mandiri Berbagi, di mana keleluasaan yang sama oleh satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajarnya.

 

Ketiga bentuk Implementasi Kurikulum Merdeka tersebut tentunya masih menyisakan pertanyaan besar di benak para guru yang mengampu kelas. Bagaimana menyiapkan bahan ajar? Bagiamana memilih KD yang akan diajarkan ? Lalu bagaimana pula menyatukannya dalam konsep intrakurikuler, profil Pelajar Pancasila, dan ekstra kurikuler?

 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak timbul dari guru-guru yang mengampu kelas 1 dan 4 di sekolah dasar. Tentunya untuk menjawab itu semua perlu pemikiran dan diskusi-diskusi lebih lanjut.

 

“Guru yang lebih paham dan mengerti tentang sistem ini, tentu layak dijadikan pusat informasi dan kerjasama. Demi sebuah perubahan yang lebih baik, walaupun banyak pihak yang masih menyayangkan diberlakukannya Kurikulum Merdeka padahal kebijakan ini tanpa naskah akademik sebagai awal sebuah peraturan,” ungkap Nova Indra, CEO Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati saat bincang-bincang dengan redaksi Anetry.Net, Rabu (13/7) pagi melalui sambungan telepon.

 

Menurut pria yang juga peneliti potensi sumber daya manusia daerah itu, saatnya guru-guru pengampu kelas 1 dan 4 di sekolah dasar untuk saling berbagi informasi.

 

“Tak tertutup kemungkinan guru kelas 1 dan 4 di satu sekolah juga diajak oleh sekolah lain untuk berbagi informasi tentang pelaksanaan Kurikulum Merdeka, terutama masalah penyiapan perangkat ajarnya,” jelasnya.

 

Misalnya, sambung Nova, guru di salah satu sekolah menyiapkan perangkat ajar dengan ekstrakurikuler yang sama dengan guru di sekolah lain dalam satu wilayah. Maka untuk itu bisa dikerjasamakan baik dalam bentuk diskusi perangkat ajar maupun teknik mengajar maupun bahan-bahan lainnya.

 

“Tapi tentu hal ini bukan berarti memanfaatkan guru yang lebih paham di salah satu sekolah untuk ditiru begitu saja atau diambil perangkat ajarnya. Jangan jadi guru Kurikulum Merdeka kalau maunya begitu,” kata Nova.

 

Lalu, sambungnya, hal paling penting lainnya yang juga harus dicermati adalah, kepala sekolah harus lebih siap dalam menghadapi dan menyiapkan segala kebutuhan baik sarana dan prasarana, maupun hal-hal lain terkait Implementasi Kurikulum Merdeka.

 

“Bukan cuma guru yang harus siap, tapi para kepala sekolah sejak awal-awal ini sudah harus menyiapkan segala sesuatu terkait kebutuhan IKM. Hal itu seputar pelaksanaan ekstra kurikuler mata pelajaran yang aplikatif nantinya,” jelasnya. (*/at)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad