Jakarta, Anetry.Net – Menyambut Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, banyak cara umat muslim dalam merayakan pergantian tahun ini, salah satunya yaitu tradisi malam Satu suro.
Hari pertama dalam penanggalan Jawa di bulan Suro di sebut Satu Suro.
Penanggalan Jawa sendiri dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar
(Islam), kalender matahari (masehi), dan Hindu.
Satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib. Mengapa
demikian? karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam di
hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
Penetapan malam satu suro ini, diusulkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo,
Sultan Agung dari Kesultanan Mataram.
Sejarah Malam Satu Suro
Seorang Sultan Agung dari Kerajaan Mataram ingin menyatukan kelompok santri dan
abangan. Dengan latar belakang ingin mengalahkan Belanda, Sultan Agung
Hanyokrokusumo menyusun siasat agar rakyatnya tidak terpecah belah akibat
keyakinan.
Maka setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil
dilakukan pengajian yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten. Kegiatan ini
lama-kelamaan menjadi tradisi sekaligus dilakukan ziarah kubur dan haul ke
makam Sunan Ampel dan Sunan Giri.
Akibatnya, 1 Muharram (1 Suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi ikut
dikeramatkan pula. Dalam Peta Belajar Kemdikbud disebutkan pula seseorang bisa
dianggap sial jika memanfaatkan hari tersebut di luar kepentingan keagamaan
seperti mengaji dan ziarah.
Tradisi Malam Satu Suro di Berbagai
Daerah
Kebo Bule
Malam satu suro di Keraton Surakarta selalu meriah. Mulai dari Raja beserta
keluarga dan kerabat, kemudian abdi dalam wilayah Solo Raya, hingga masyarakat
umum turut merayakan pergantian tahun ini. Salah satu tradisi yang kental di
Keraton Surakarta adalah Kebo Bule.
Kebo Bule ditaruh sebagai barisan awal dalam kirab atau iring-iringan. Dinas
Kebudayaan Kota Solo menjelaskan, Kebo Bule ini adalah keturunan dari Kebo Kyai
Slamet.
Bahkan kerbau ini dianggap sebagai pusaka yang amat berharga bagi Sri Susuhunan
Pakubuwono II, yang diberi oleh Bupati Ponorogo. Kerbau itu diberikan kepada
Sri Susuhunan PB II bersamaan dengan pusaka bernama Kyai Slamet, sehingga
Kerbau bule ini dinamakan Kebo Kyai Slamet.
Hal unik ialah selesainya ritual ini dilaksanakan, banyak masyarakat yang
mengambil kotoran kebo bule. Bagi sebagian orang, hal ini dipercaya membawa
keberkahan dan juga kemakmuran.
Sedekah Laut
Selain Kota Solo, Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Gunungkidul merayakan
upacara Sedekah Laut. Sedekah Laut merupakan tradisi perayaan malam satu suro
para nelayan yang tinggal di pesisir pantai utara. Perayaan ini sebagai
ungkapan rasa syukur, berkah dan rezeki dari hasil laut yang selama ini menjadi
sumber penghasilan mereka.
Perayaan sedekah laut biasanya berlangsung selama 2 hari pada bulan Suro. Acara
diawali dengan kirab ancak. Setelah diinapkan satu malam, sejumlah kepala
kerbau dan kambing esoknya dilarung atau dihanyutkan ke tengah laut.
Perayaan larung sesaji merupakan puncak dari tradisi sedekah laut dimeriahkan
dengan berbagai kesenian lokal seperti tarian baro-baro, srakal, jaipong dan
pagelaran wayang golek. Dalam situs Dinas Provinsi Jawa Tengah, perayaan
Sedekah Laut ini sebagai ajang silaturahmi para nelayan.
Tradisi Tapa Bisu adalah tradisi tahunan yang dilakukan dengan mengelilingi area di sekitar Keraton Yogyakarta tanpa berbicara sepatah katapun. Tradisi ini telah diikuti selama turun temurun sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono II.
Tradisi Tapa Bisu dilaksanakan sebagai bentuk introspeksi dan pendekatan diri kepada Tuhan. Rangkaian ritual topo bisu diawali pelantunan tembang macapat oleh para abdi dalem di Keben Keraton, Yogyakarta.
Sebagai bentuk perenungan, para peserta dilarang berbicara, minum, maupun merokok saat mengelilingi benteng. Dinas Paristiwa Provinsi Yogyakarta menyebutkan jarak yang ditempuh selama tradisi Topo Bisu kurang lebih mencapai 4 km. Dimulai dari Bangsal Pancaniti dan Berakhir di Alun-alun Utara Yogyakarta. (Sumber: detikedu/Foto: Oni Syahroni detik Jabar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.