Jember, Anetry.Net – Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek lakukan kunjungan ke Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Kunjungan itu terkait penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka yang mulai
diterapkan oleh sebagian besar sekolah di Kabupaten Jember pada awal tahun
ajaran 2022/2023.
Kepala BSKAP Anindito Aditomo dalam
kesempatan berbeda mengatakan bahwa Kemdikbudristek melalui Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yang ada di Provinsi, terus melakukan koordinasi dengan pemerintah
daerah, organisasi-organisasi guru, dan lainnya untuk terus memberikan
pemahaman terkait Kurikulum Merdeka agar tidak terjadi miskonsepsi.
“Kurikulum Merdeka dirancang untuk
memudahkan guru dalam mengajar yang berorientasi pada murid, sehingga
menghadirkan pengalaman belajar yang terbaik bagi anak-anak kita,” terang
Anindito di Jakarta (30/7).
Sementara itu, kegiatan penguatan
Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan di Jember berlangsung dari tanggal
26-27 Juli lalu, diisi dengan audiensi dan diskusi bersama pemangku kepentingan
bidang pendidikan di Jember.
Bupati Jember, Hendy Siswanto
menyampaikan bahwa Pemkab Jember menyambut baik Kurikulum Merdeka yang
digulirkan Kemendikbudristek.
”Para siswa perlu diajarkan materi
pembelajaran yang konkret agar siap menghadapi permasalahan sehari-hari,” tegas
Hendy.
Hendy berharap melalui Kurikulum Merdeka dapat mendorong adanya
transformasi pembelajaran siswa di sekolah yang selama ini mengandalkan metode
ceramah.
Senada dengan hal tersebut, Plt. Kepala
Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP) Irsyad Zamjani juga menekankan, harapan dari Bupati
Jember dalam peningkatan pembelajaran yang berkualitas sudah terakomodasi dalam
Kurikulum Merdeka.
“Di Kurikulum Merdeka, konsepnya sudah
sangat selaras dengan yang disampaikan oleh Bupati tadi, proses pendidikan dan
pembelajaran tidak lagi mengandalkan hafalan. Tetapi, benar-benar fokus pada
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan jenjangnya,” sambung
Irsyad.
Selain itu, Irsyad juga memberikan
apresiasi yang besar terhadap satuan pendidikan di Kabupaten Jember yang
antusias menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri.
“Kami senang bahwa inisiatif Kurikulum
Merdeka disambut baik oleh sekolah dan pemerintah daerah, meskipun masih belum
menjadi kurikulum nasional dan tidak ada kewajiban dalam penerapannya,” jelas
Irsyad.
Ia menekankan, dukungan seluruh pemangku kepentingan pendidikan di daerah menjadi
salah satu faktor penting dalam keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka
serta dapat memunculkan antusiasme sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.