Jakarta,
Anetry.Net – Potensi gempa megathrust dengan magnitudo (M)
8,7 di pantai selatan Jawa Tengah bukanlah ramalan atau prediksi.
Hal tersebut
disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati
usai membuka Sekolah Lapang Gempa Bumi Kabupaten Cilacap Tahun 2022, Rabu lalu.
"Kita ini di wilayah Indonesia yang
rawan gempa bumi, termasuk juga di Kabupaten Cilacap," katanya.
Dwikorita mengatakan hal itu disebabkan Kabupaten Cilacap berada di pantai selatan Jawa Tengah yang menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudra Hindia dan lempeng Eurasia.
Menurutnya, tumbukan lempeng tersebut merupakan zona gempa
megathrust yang skenario terburuknya apabila terjadi gempa di pusat tumbukan
itu kekuatannya mencapai M 8,7.
"Ini
bukan prediksi, bukan ramalan, belum tentu terjadi. Itu bukan hanya analisis
pakar gempa bumi dan tsunami dengan memperhitungkan kemungkinan terburuk,"
kata Dwikorita.
Kemungkinan terburuk itulah yang menjadi
dasar acuan untuk melakukan mitigasi, yakni upaya untuk mengurangi atau
mengendalikan risiko agar bila sewaktu-waktu terjadi gempa atau tsunami,
masyarakat sudah siap baik sarana-prasarananya, keterampilannya untuk
menyelamatkan diri, jalur evakuasinya, dan tempat-tempat amannya sudah
disiapkan.
Dengan
kesiapan yang ada, kata dia, ketika terjadi gempa megathrust berdasarkan
skenario terburuk itu, korban jiwanya bisa dihindarkan.
"Gempanya
tidak bisa dicegah, tsunami tidak bisa dicegah, tetapi korban jiwanya yang
dicegah. Inilah yang menjadi tujuan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami agar
kalau sewaktu-waktu terjadi, Insyaallah masyarakat semestinya sudah siap dan
tidak terjadi korban jiwa," katanya.
Terkait
dengan hal itu, Dwikorita meminta kepada sukarelawan yang mengikuti kegiatan
agar tidak menyimpan ilmunya untuk diri sendiri tetapi justru menyebarluaskan
pengetahuannya kepada sanak saudara, kerabat atau masyarakat sekitar supaya
yang selamat dari gempa bumi dan tsunami makin banyak.
Selain itu,
pihaknya juga memohon kepada setiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
khususnya BPBD Kabupaten Cilacap untuk lebih sering menggelar latihan atau
gladi evakuasi.
"Agar bila sewaktu-waktu terjadi,
masyarakat sudah paham terhadap apa yang harus dilakukan sehingga tidak panik
dan bisa melakukan evakuasi dengan cekatan dan terampil," kata Dwikorita. [Antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.