Semarang, Anetry.Net – Tenaga pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bisa membaca Al-Qur’an braille, telah menjadi kebutuhan.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa
Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menerima audiensi dari Yayasan Amanah Takaful
Jakarta di Kantor Wakil Gubernur, Selasa (5/7) kemarin.
Menurut Taj Yasin, kemampuan guru PAI yang
masih minimnya membaca Quran Braille menjadi salah satu kendala transfer ilmu
membaca Al-Qur’an kepada penyandang tuna netra sulit dilakukan.
“Kalau kita bisa ada pelatihan-pelatihan
kaya gitu (Workshop pembelajaran
Al-Qur’an Braille) yang memang intens dan akhirnya memerlukan orang-orang yang
bisa mengajar, itu kan lebih bagus. Karena terus terang kita juga banyak
permintaan,” tuturnya dalam pertemuan itu.
Yasin pun menyarankan agar Yayasan Amanah Takaful Jakarta bisa bekerja
sama dengan organisasi Sahabat Mata di Mijen Semarang. Dia menyampaikan,
Sahabat Mata sudah memiliki lembaga pendidikan Al-Qur’an untuk tuna netra.
Beberapa siswanya ada yang dari luar jawa.
“Sahabat Mata di Mijen, dia punya
lembaga pendidikan untuk tuna netra Al Qur’an. Saya pikir hanya satu-satunya
sahabat mata ini yang mengajarkan. Sampai muridnya dari Sulawesi, dari
Kalimantan datang ke sini. Itu sekarang sudah jalan,” bebernya.
Pada kesempatan itu, relawan Yayasan
Amanah Takaful Elis Sutriyati mengemukakan, untuk belajar Al-Qur’an braille
bisa membutuhkan waktu sampai bertahun-tahun. Sebab, pada proses mengenal
dasar-dasar Al-Qur’an braille saja tidak mudah.
Maka, menurutnya kegiatan workshop
Al-Qur’an braille menjadi penting. Selama ini, metode mengajarkan Al-Qur’an
kepada muridnya dengan drill, atau menyajikan materi dengan melatih ingatannya.
Pada workshop yang akan diselenggarakan
pada 30-31 Juli 2022 nanti di Banjarnegara, harapannya akan menambah tenaga
pengajar PAI yang menguasai Al-Qur’an braille. Selanjutnya terbentuk
komunitas guru Al-Qur’an braille yang bisa saling sharing dan mengembangkan
kapasitas dan kapabilitas.
Workshop yang baru pertama kali
diselenggarakan Yayasan Amanah Takaful akan diikuti 20 guru PAI. Mereka antara
lain dari Banjarnegara, Wonogiri, Boyolali, Rembang dan Kudus. (sumber: joglojateng/Foto: Humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.