Jakarta, Anetry.Net – Di tengah masalah yang sedang dihadapi Rusia dan Ukraina, tersiar kabar negara itu jatuhkan denda 21.1 miliar rubel, setara Rp5.4 triliun kepada Google.
Denda yang dijatuhkan tersebut menyusul Google
yang dianggap gagal menghapus salah satu video YouTube yang dinilai melanggar
regulasi pemerintah setempat.
Menurut regulator Bidang Komunikasi Rusia
atau Roskomnadzor, YouTube tidak mematuhi perintah untuk menghapus konten
terlarang di negaranya. Konten yang dimaksud Roskomnadzor yaitu termasuk video
yang mendukung ekstremisme dan terorisme, serta informasi palsu terkait perang
di Ukraina.
Pada Maret lalu, Roskomnadzor mengancam
akan menetapkan denda mulai dari 8 juta rubel (Rp 35,5 miliar) ke Google karena
gagal menghapus video tersebut. Denda itu dikatakan bisa naik hingga 20 persen
jika dilihat dari pendapatan Google di Rusia.
Meski demikian, belum diketahui apakah
Google akan menyanggupi untuk membayar denda tersebut atau memberi respons
lain. Apalagi Google berencana menutup operasinya di Rusia dan mengajukan pailit.
Melansir The Verge, Google belum
memberikan komentar terkait hal ini. Sebenarnya, perselisihan Google dengan
pemerintah Rusia sudah terjadi sejak lama, bahkan sebelum invasi Rusia kepada
Ukraina. Pada Desember 2021 Rusia mendenda Google 100 juta dollar AS (Rp 1,5
triliun) karena gagal menghapus konten yang dinilai ilegal di negara tersebut.
Setelah perang Rusia-Ukraina pecah,
perselisihan Google dengan Rusia kian meningkat. Sebab, Google mengikuti anjuran
pemerintah AS dengan menutup beberapa layanan perusahaan dari Rusia,
menangguhkan iklan Google Search serta membatasi jangkauan channel YouTube
media yang didukung pemerintah Rusia dan melarang akses ke kanal tersebut.
Selain itu, Google juga menangguhkan
tagihan di Play Store dan tidak lagi menerima pelanggan Cloud. Pada Mei lalu
Google bahkan berencana menutup operasinya di Rusia. Sebab, otoritas Rusia
menyita aset dan membekukan rekening perusahaan.
Google menyatakan pihaknya tidak bisa mempertahankan operasionalnya sehingga mengajukan pailit. Meski demikian, beberapa layanan Google termasuk Google Search dan Google Maps tetap tersedia di Rusia, Juni lalu Google juga didenda 260.000 dollar AS (Rp 3,9 miliar) karena tidak menyimpan data secara lokal di Rusia. (sumber: kompascom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.