Jakarta, Anetry.Net – Mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN), Kemdikbudristek meluncurkan program pencetakan dan pengiriman buku pengayaan pendukung ke daerah 3T.
Daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) regional empat itu adalah wilayah Papua,
Papua Barat, Maluku, serta Maluku Utara. PT Temprina ditunjuk sebagai
perusahaan yang mencetak buku, sedangkan PT Pos Indonesia ditunjuk untuk
pendistribusian buku ke daerah 3T.
Sebanyak 560 judul yang terdiri atas 540
judul buku SD dan 20 judul buku PAUD dikirimkan. Total buku yang dikirimkan
ke-41 kabupaten/kota di wilayah regional empat ini mencapai 2.574.052 eksemplar untuk buku SD serta
28.660 eksemplar untuk buku PAUD.
Seluruh anggaran berasal dari Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN), Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Merujuk pada hasil "Diskusi
Kelompok Terpumpun (DKT) Buku Bermutu bagi Anak", yang diselenggarakan
oleh Kemendikbudristek pada bulan September 2021; disimpulkan bahwa ada tiga
prinsip utama buku bermutu bagi anak yaitu 1) buku yang anak benar-benar ingin
baca, bukan buku yang orang dewasa pikir anak ingin baca; 2) buku yang
bervariasi tema dan ceritanya; serta 3) buku yang sesuai dengan jenjang
pembacanya. Ketersediaan buku-buku yang sesuai, terutama usia dini dan SD akan
membantu meningkatkan minat baca pada anak sejak dini.
Sekretaris Badan Bahasa Kemdikbudristek Hafidz
Muksin mengatakan, dalam mewujudkan misi mencerdaskan kehidupan bangsa di seluruh
Indonesia, Badan Bahasa berkomitmen untuk memfasilitasi dengan ketersediaan
sarana yang ada. Diharapkan buku-buku yang telah dicetak ini dapat sampai di
tempat tujuan dengan tepat waktu, tepat sasaran, dan aman.
“Selain itu, diharapkan buku-buku ini
betul-betul dapat dimanfaatkan dengan baik oleh anak didik kita, supaya dapat
meningkatkan minat baca, nilai kemampuan literasi, serta bahasa guna mencetak
generasi yang unggul, cerdas, berkarakter, sejalan dengan Profil Pelajar
Pancasila,” ujar Hafidz Muksin, Sabtu (9/7).
Selain melaksanakan program pencetakan
dan pengiriman buku pengayaan literasi, Badan Bahasa bekerja sama dengan Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), serta organisasi pegiat
literasi lainnya untuk melaksanakan program pendampingan pemanfaatan buku
pengayaan literasi di sekolah sasaran.
Hal itu dilakukan agar para guru di sekolah yang telah menerima kiriman
buku-buku tersebut mampu mengelola dan memanfaatkan secara optimal demi
meningkatkan kecakapan literasi peserta didik dalam program yang kreatif,
bermakna, dan berkelanjutan. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.