Apa yang Harus Disiapkan Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka? - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 16 Juli 2022

Apa yang Harus Disiapkan Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka?


Anetry.Net
– Implementasi Kurikulum Merdeka telah resmi digunakan pada tahun pelajaran 2022-2023. Apa saja yang harus disiapkan oleh guru?

 

Kurikulum Merdeka bukan berarti guru merdeka alias bebas begitu saja untuk masuk kelas dan mengajarkan materi tanpa persiapan. Bahkan dengan Kurikulum Merdeka, guru harus mempersiapkan segala sesuatu lebih banyak dan tentunya lebih matang di awal tahun pelajaran dimulai.

 

Mulai dari pemilihan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan yang nantinya meliputi intrakurikuler, bermuatan Profil Pelajar Pancasila, hingga ekstrakurikuler yang akan dijadikan project mata pelajaran, menjadi tugas pertama seorang guru saat menjalankan kurikulum baru ini.

 

Dalam perjalanannya, guru tidak bisa serta merta memilih materi yang akan diajarkan tanpa menilai dan menganalisa sejauhmana nantinya materi tersebut sampai pada peserta didik dengan pencapaian yang diinginkan.

 

Untuk itu, beberapa hal berikut adalah persiapan guru yang niscaya dilakukan saat mengampu pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

 

1. Penguasaan Bahan/Materi Ajar

 

Sebelum mengajar, guru telah memilih KD yang akan dijadikan materi pembelajaran. Materi tersebut nantinya akan dikembangkan hingga tiba pada proses ekstrakurikuler.

 

Jadi bukan seperti biasanya seorang guru hanya mengajarkan sesuai materi, lalu memberikan tes alias penilaian harian. Materi yang dipilih, harus diproyeksikan setidaknya satu semester ke depan dan akan berhasil dengan ekstrakurikuler yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Penguasan materi ajar ini, tidak bisa dipandang remeh. Karena satu materi ajar yang telah dipilih akan masuk pada tiga pokok capaian kurikulum tersebut.

 

Guru memilih KD, benar-benar menyesuaikan dengan keterampilan dan kemampuan yang ia miliki. Bila tidak, akan terjadi kebingungan pada pertengahan perjalanan pembelajaran. 


Penetapan perangkat ajar bukan persoalan tertulis dalam lembaran yang jadi administrasi saja, namun secara tidak langsung benar-benar dikuasai oleh guru.

 

2. Pengembangan Bahan/Materi Ajar

 

Materi ajar sesuai KD yang telah dipilih, akan berkembang sedemikian rupa dalam proses pembelajaran. Hal ini harus menjadi perkiraan guru sehingga tidak melebar menjadi materi yang mengambang.

 

Bila pada kurikulum sebelumnya ada indikator-indikator keberhasilan, maka pada Kurikulum Merdeka, guru harus pula menetapkan pencapaian yang diharapkan dan akan diperoleh di akhir semester.

 

Adapun pengembangan di sini, dimaksudkan karena dalam perjalanan pembelajaran, materi ajar akan terus berkelanjutan pada ekstrakurikuler. Kunci dari pengembangan tersebut adalah bentuk project ekstrakurikuler yang telah ditetapkan.

 

Jadi tidak boleh mengambang pada hal-hal tidak penting dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya yang diinginkan dalam Kurikulum Merdeka adalah terbentuknya life skill peserta didik.

 

3. Manajemen Waktu Pembelajaran

 

Disebabkan kebutuhan waktu untuk project ekstrakurikuler yang telah ditetapkan, guru harus mampu mengelola waktu dengan baik.

 

Bila dalam satu semester ada 16 kali pertemuan, maka guru membagi waktu untuk melaksanakan pembelajaran dengan KD terpilih agar tidak monoton pada intrakurikuler saja, tapi juga pada proses project yang telah ditentukan.

 

Pengaturan waktu dan pengelolaannya, tergantung bagaimana guru menjalankan pembelajaran secara matang dan tidak melebar pada hal-hal mubazir.

 

4. Persiapan Project/Ekstrakurikuler

 

Untuk persiapan project ekstrakurikuler, guru yang telah menguasai materi hingga life skill yang akan dihasilkan bersama peserta didik, mesti tergambar sejak awal.

 

Misalnya, seorang guru yang mengambil dan memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pilihan KD menulis/mengarang, maka guru perlu mempersiapkan sejak awal target yang akan dicapai.

 

Contohnya bila siswa menulis puisi, akan lahir antologi puisi kelas yang diterbitkan menjadi buku berISBN sebagai project akhir kelas.

 

Di sini guru sudah harus punya komunikasi dengan kepala sekolah atau pihak ketiga yang akan menerbitkan buku antologi puisi peserta didik itu. Jadi tidak kebingungan saat project telah dihasilkan, namun belum jelas akan dijadikan apa dan bekerjasama dengan siapa.

 

Empat persiapan di atas, merupakan persiapan awal yang sudah berada di ‘kantong’ guru akan tidak gamang dalam menjalankan kurikulum baru ini.

 

Penulis: NITM

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad