Anetry.Net – Implementasi Kurikulum Merdeka telah resmi digunakan pada tahun pelajaran 2022-2023. Apa saja yang harus disiapkan oleh guru?
Kurikulum Merdeka
bukan berarti guru merdeka alias bebas begitu saja untuk masuk kelas dan
mengajarkan materi tanpa persiapan. Bahkan dengan Kurikulum Merdeka, guru harus
mempersiapkan segala sesuatu lebih banyak dan tentunya lebih matang di awal
tahun pelajaran dimulai.
Mulai dari pemilihan
Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan yang nantinya meliputi intrakurikuler,
bermuatan Profil Pelajar Pancasila, hingga ekstrakurikuler yang akan dijadikan
project mata pelajaran, menjadi tugas pertama seorang guru saat menjalankan
kurikulum baru ini.
Dalam perjalanannya,
guru tidak bisa serta merta memilih materi yang akan diajarkan tanpa menilai
dan menganalisa sejauhmana nantinya materi tersebut sampai pada peserta didik
dengan pencapaian yang diinginkan.
Untuk itu, beberapa
hal berikut adalah persiapan guru yang niscaya dilakukan saat mengampu pembelajaran
dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
1. Penguasaan Bahan/Materi Ajar
Sebelum mengajar, guru
telah memilih KD yang akan dijadikan materi pembelajaran. Materi tersebut
nantinya akan dikembangkan hingga tiba pada proses ekstrakurikuler.
Jadi bukan seperti
biasanya seorang guru hanya mengajarkan sesuai materi, lalu memberikan tes
alias penilaian harian. Materi yang dipilih, harus diproyeksikan setidaknya
satu semester ke depan dan akan berhasil dengan ekstrakurikuler yang terukur
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penguasan materi ajar
ini, tidak bisa dipandang remeh. Karena satu materi ajar yang telah dipilih akan
masuk pada tiga pokok capaian kurikulum tersebut.
Guru memilih KD, benar-benar menyesuaikan dengan keterampilan dan kemampuan yang ia miliki. Bila tidak, akan terjadi kebingungan pada pertengahan perjalanan pembelajaran.
Penetapan perangkat ajar bukan persoalan tertulis dalam lembaran yang jadi
administrasi saja, namun secara tidak langsung benar-benar dikuasai oleh guru.
2. Pengembangan Bahan/Materi Ajar
Materi ajar sesuai KD
yang telah dipilih, akan berkembang sedemikian rupa dalam proses pembelajaran.
Hal ini harus menjadi perkiraan guru sehingga tidak melebar menjadi materi yang
mengambang.
Bila pada kurikulum
sebelumnya ada indikator-indikator keberhasilan, maka pada Kurikulum Merdeka,
guru harus pula menetapkan pencapaian yang diharapkan dan akan diperoleh di
akhir semester.
Adapun pengembangan di
sini, dimaksudkan karena dalam perjalanan pembelajaran, materi ajar akan terus
berkelanjutan pada ekstrakurikuler. Kunci dari pengembangan tersebut adalah
bentuk project ekstrakurikuler yang telah ditetapkan.
Jadi tidak boleh
mengambang pada hal-hal tidak penting dalam proses pembelajaran, karena pada
dasarnya yang diinginkan dalam Kurikulum Merdeka adalah terbentuknya life skill
peserta didik.
3. Manajemen Waktu Pembelajaran
Disebabkan kebutuhan
waktu untuk project ekstrakurikuler yang telah ditetapkan, guru harus mampu
mengelola waktu dengan baik.
Bila dalam satu
semester ada 16 kali pertemuan, maka guru membagi waktu untuk melaksanakan pembelajaran
dengan KD terpilih agar tidak monoton pada intrakurikuler saja, tapi juga pada
proses project yang telah ditentukan.
Pengaturan waktu dan
pengelolaannya, tergantung bagaimana guru menjalankan pembelajaran secara
matang dan tidak melebar pada hal-hal mubazir.
4. Persiapan Project/Ekstrakurikuler
Untuk persiapan
project ekstrakurikuler, guru yang telah menguasai materi hingga life skill
yang akan dihasilkan bersama peserta didik, mesti tergambar sejak awal.
Misalnya, seorang guru
yang mengambil dan memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pilihan KD
menulis/mengarang, maka guru perlu mempersiapkan sejak awal target yang akan
dicapai.
Contohnya bila siswa
menulis puisi, akan lahir antologi puisi kelas yang diterbitkan menjadi buku
berISBN sebagai project akhir kelas.
Di sini guru sudah
harus punya komunikasi dengan kepala sekolah atau pihak ketiga yang akan menerbitkan
buku antologi puisi peserta didik itu. Jadi tidak kebingungan saat project
telah dihasilkan, namun belum jelas akan dijadikan apa dan bekerjasama dengan
siapa.
Empat persiapan di
atas, merupakan persiapan awal yang sudah berada di ‘kantong’ guru akan tidak
gamang dalam menjalankan kurikulum baru ini.
Penulis: NITM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.