Beragam persoalan yang
muncul terkait pelaksanaan Kurikulum baru tersebut juga menghiasi pemikiran
guru dan kepala sekolah. Terutama masalah-masalah yang terkait dengan informasi
dan kesiapan sekolah menjalankannya.
Lalu apa saja yang
membuat guru lebih nyaman dengan kurikulum besutan Nadiem Makarim itu? Berikut
dirangkum dalam beberapa poin yang dapat dipahami dengan baik.
1. Guru leluasa
Pelaksanaan
pembelajaran bagi peserta didik yang diampu oleh guru, dimungkinkan dengan cara
yang beragam. Fleksibilitas guru lebih terlihat dalam kurikulum ini.
Pelaksanaan pembelajaran intrakurikuler yang dipilih guru, memungkinkan materi pembelajaran diterima
lebih optimal karena
peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Dalam Kurikulum
Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih materi dan berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik.
2. Bantuan sekolah kepada guru
Dalam
melaksanakan pembelajaran, guru tidak sendiri. Sekolah atau dalam hal ini
kepala sekolah, akan berperan aktif dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh guru dalam mencapai hasil pembelajaran.
Sekolah dituntut untuk membantu sumber daya
yang dimilikinya. Penyiapan
wadah, dan pembiayaan yang timbul dari projek kurikulum, adalah tanggungjawab
sekolah.
Demikian
dua hal yang memudahkan guru dalam menjalankan kurikulum baru ini. Terkait
dengan perangkat ajar, guru memang harus bersiap sedari awal agar tidak
kewalahan di saat mengajar. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.