Pekalongan, Anetry.Net – Bagi anda para guru, mahasiswa, dosen, dan peneliti, artikel yang terpublikasi di jurnal ilmiah, adalah kontribusi besar bagi pengembangan keilmuan.
Sekecil apapun
penelitian yang dilakukan, seperti seorang guru melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) di kelas yang diampunya, lalu dipublikasi di jurnal ilmiah, telah
merupakan sesuatu yang sangat bernilai bagi peningkatan wawasan dan
pengetahuan.
Lalu bagaimana proses
hingga artikel ilmiah anda terbit ketika sudah dikirimkan kepada pengelola
jurnal ilmiah? Maka itu adalah urusan dari pekerjaan seorang editor jurnal.
Seorang
editor berperan penting dalam
menjadi suatu artikel ilmiah menjadi artikel berkualitas yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, baik cetak maupun
versi online (e-journal).
“Editor
bertugas mengelola dan mengembangkan jurnal sehingga bereputasi, termasuk juga
isi dari jurnal itu tanggung jawab editor,” kata Guru Besar Fakultas MIPA yang
juga Ketua Functional Nano Powder University Center of Excellence (FiNder
U-CoE) Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc., dilansir dari
laman FKG Unpad, Minggu, (25/7).
Menurutnya, editor bertugas memastikan tujuan, ruang
lingkup, dan konten selaras dengan kajian-kajian baru. Dalam hal ini, editor
juga berperan menentukan strategi dan promosi dari jurnal ke depan.
Di tangan seorang editor, jurnal ilmiah akan menghasilkan artikel yang
menarik, mampu menarik minat pembicara dengan tema-tema tertentu dan belum umum
diketahui, serta berkontribusi bagi pengembangan keilmuan.
Selain kapasitas seorang editor, dalam
proses peer review juga memerlukan
keahlian dan peran penting reviewer.
Untuk menjadi reviewer yang
baik, seseorang harus memahami proses peer
review dan peran reviewer.
Tahapan peer review diperlukan karena kualitas artikel harus dijaga
originalitasnya, kemudian untuk mengetahui apa saja temuan-temuan, mendeteksi
kecurangan atau plagiarisme, yang menjadi bagian peer review yang dilakukan.
Peer
review merupakan cara untuk memastikan kualitas dan kredibilitas publikasi akademik. Saat peer review, artikel penulis melalui proses verifikasi
oleh editor dan reviewer sebelum diterbitkan.
“Dari proses penulisan sampai screening sebelum proses review, editor di awal akan men-screening juga. Lalu masuk ke peer review, ketika editor sudah
cukup masuk ke reviewer,
mencari reviewer untuk
ditugaskan sebagai pemeriksa tulisan. Sehingga akhirnya tulisan itu bisa
langsung diterima atau dikembalikan,” jelas Made. (sumber: medcomid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.