Jakarta, Anetry.Net – Surya Satellite-1 (SS-1) telah melalui tahap akhir, yakni assembly, integration, and test. Hari ini akan dikirimkan ke Jepang.
Tim SS-1 akan membawa satelit melalui
penerbangan udara dari Indonesia menuju Jepang. Serah terima ini dilakukan
setelah Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) di Tsukuba menyetujui safety document report.
SS-1 rencananya akan diluncurkan
menggunakan salah satu dari dua opsi kargo luar angkasa, antara lain roket
SpaceX Dragon atau Cygnus NG18. Peluncurannya sendiri akan dilakukan pada
Oktober 2022. Sementara pelepasan satelit dari Stasiun Luar Angkasa
Internasional (ISS) dilakukan pada November mendatang.
SS-1 dikembangkan oleh Surya University
dengan dukungan dan supervisi ahli dari Pusat Riset Teknologi satelit, Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Proyek ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), PT Pudak Scientific, PT Pasifik
Satelit Nusantara dan pemangku kepentingan lainnya.
Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan
Antariksa (OR PA), Robertus Heru Triharjanto menjelaskan bahwa satelit ini
menjadi pionir satelit nano di Indonesia.
“Selesainya satelit ini menjadi bukti
dari konsistensi para mahasiswa dan pihak-pihak pendukungnya termasuk BRIN. Harapannya ke depan satelit
nano dan mikro tidak hanya dari BRIN, tetapi juga muncul dari seluruh
Indonesia. SS-1 ini menjadi titik awal untuk membangun kepercayaan diri bahwa
Indonesia mampu, sehingga akan muncul satelit-satelit lainnya,” ujar Heru.
Ia menambahkan, BRIN hadir sebagai fasilitator untuk mendukung
perkembangan riset di Indonesia. Melalui kedeputian Fasilitasi Riset dan
Inovasi juga membuka kesempatan seluas-luasnya pada berbagai pihak melalui
berbagai skema pendanaan yang disediakan.
“Ke depan tidak hanya mengandalkan BRIN,
tetapi juga saling mendukung dengan berbagai komunitas di Indonesia. Sehingga
Indonesia tidak hanya menjadi negara pengguna, tetapi juga sebagai penyedia,”
lanjut Heru dalam siaran pers BRIN, dikutip Sabtu, 25 Juni 2022.
Anggota tim SS-1, M. Zulfa Dhiyaulfaq
menjelaskan bahwa Proyek SS-1 dimulai pada 2016 silam, diawali dengan Workshop Ground Station bersama
Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI). Mockup
model satelit pun rampung pada tahun 2018 dengan misi komunikasi amatir.
SS-1 juga akan melalui prosedur
instalasi satelit di JSSOD (JEM Small Satellite Orbital Deployer). JSSOD adalah
modul peluncur yang akan digunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)
untuk proses pelepasan satelit ke orbitnya.
“Hingga waktu peluncuran tiba, satelit
harus dipastikan tersimpan dalam kondisi bersih, tidak menyala, dan tersimpan
di clean
room agar tetap dapat berfungsi dengan baik,” terang Hery.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.