Jakarta, Anetry.Net – Anda biasa pamer segala kekayaan yang dimiliki di media sosial? Perilaku ini disebut flexing.
Tahulah anda, flexing adalah perilaku
tidak bermanfaat sama sekali, bahkan akibatnya lebih buruk daripada apa yang
tidak pernah anda bayangkan sebelumnya.
Memang tidak dapat dipungkiri, pengguna
media sosial di era pesatnya perkembangan teknologi informasi ini mebuat semua
orang dapat wara-wiri di media sosial. Selfie di depan kendaraan mewah, atau di
depan rumah baru selesai dibangun dengan segala kemewahan, dan tak jarang pamer
harta perhiasan di tubuh. Semua itu jamak ditemukan di media sosial saat ini.
Di Indonesia ini saja, setidaknya ada
202 juta pengguna internet. Hampir seluruhnya memiliki akun media sosial dan
bersentuhan tiap hari dengan postingan dan saling berkabar melalui media
tersebut. Itulah gaya hidup saat ini yang menjadi ukuran tenar atau tidaknya
seseorang.
"Berbagi berlebihan di media sosial
akan rentan dengan peretasan data pribadi," ujar Dosen Prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia, Cut Meutia Karolina, saat webinar
perdana Makin Cakap Digital 2022 baru-baru ini.
Ia mengatakan, flexing akan membawa
kerugian jika kebablasan. Salah satunya informasi penting secara tidak sengaja
bocor karena tidak sadar telah membagikan hal penting di media sosial.
"Secara nyata perilaku flexing
mempermudah pelaku kejahatan. Ibarat pemilik rumah memberikan kunci untuk
membobol rumah kepada pelaku kejahatan," katanya.
Jadi, bagi anda yang menyukai perilaku
flexing ini, lebih baik waspada bila ingin meneruskannya. Atau mungkin memilih
menghentikannya agar lebih termjaminnya keamanan data pribadi anda dari pelaku
kejahatan siber maupun pihak lain yang tidak bertanggungjawab. (*/ist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.