Magelang, Anetry.Net -- Borobudur kini dirawat. Bukan untuk membatasi jumlah pengunjung, tapi lebih pada pelestarian Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Pemerintah juga terus membangun infrastruktur terpadu
yang berkelanjutan, serta serasi sebagai upaya merawat kawasan Borobudur
sebagai Situs Warisan Budaya Dunia (World
Heritage Site).
Candi Borobudur yang dibangun pada abad 8 sampai 9 Masehi
adalah destinasi wisata budaya paling populer di Indonesia. Pada 2019, Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang mencatat, sebanyak 3,74 juta wisatawan
domestik dan 242 ribu wisatawan asing mengunjungi Borobudur.
Sebagai salah satu destinasi wisata prioritas nasional,
saat ini Borobudur mulai diserbu kembali oleh wisatawan. Khususnya, di masa
liburan sekolah pada Juni dan Juli 2022. Itulah sebabnya, pemerintah pusat
maupun daerah berharap infrastruktur yang dibangun dapat mengubah wajah kawasan
Borobudur dan meningkatkan layanan bagi para wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki
Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR mendukung Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)/Daerah Pariwisata Superprioritas (DPSP)
Borobudur melalui pembangunan infrastruktur sumber daya air, jalan dan
jembatan, permukiman, dan perumahan.
Tercatat pada 2020-2022 dilaksanakan sebanyak 42 paket
kegiatan dengan total biaya sebesar Rp2,27 triliun. Hingga saat ini terdapat 25
kegiatan yang telah selesai, 16 kegiatan tengah berlangsung (ongoing), dan 1 kegiatan dalam
persiapan.
"Infrastruktur yang telah selesai dilaksanakan, antara
lain, di bidang sumber daya air yakni penyediaan air baku di kawasan Borobudur
dan Prambanan, dan pembangunan groundsill
Sungai Opak, serta penataan KSPN Borobudur," kata Juru Bicara
Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, Senin (20/6) lalu.
Selanjutnya pembangunan yang telah selesai di bidang jalan
dan jembatan yakni pembangunan Jembatan Kali Progo, rehabilitasi jalan KSPN
Borobudur, preservasi jalan Keprekan-Borobudur, preservasi jalan
Pringsurat-Secang-Keprekan, jalan Keprekan-Muntilan-Salam (Bts. DIY), Jalan
Yogyakarta-Tempel-Pakem-Prambanan, dan Jalan Sentolo-Nanggulan-Dekso.
Tidak hanya menata jalan dan jembatan. Di dalam bidang
permukiman juga telah diselesaikan program tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS 3R) KSPN
Borobudur, pengembangan KSPN Borobudur gerbang Klangon di Kabupaten Kulon
Progo, pembangunan jaringan perpipaan SPAM mendukung KSPN Borobudur, dan
penataan kawasan permukiman KSPN Borobudur.
Di bidang perumahan, Kementerian PUPR telah melakukan
pengembangan sarana hunian pendukung kawasan pariwisata (sarhunta) melalui
program peningkatan kualitas rumah swadaya. Terdapat 821 rumah yang mendapat
bantuan sarhunta.
Bantuan tersebut berupa peningkatan kualitas rumah dengan
fungsi homestay dan usaha pariwisata
lainnya untuk 382 unit rumah di 15 desa. Kemudian bantuan untuk peningkatan
kualitas rumah swadaya tanpa fungsi usaha untuk 439 unit rumah di empat desa.
Untuk pembangunan infrastruktur yang sedang dalam tahap
penyelesaian, di antaranya, pembangunan sarana pengendalian banjir di kawasan
strategis Yogyakarta International Airport (YIA) pada DAS Serang dengan capaian
50,7 persen, pembangunan sarana pengendalian banjir Sungai Bogowonto (52
persen), pengaman muara Sungai Bogowonto sisi barat (70 persen), pengaman muara
Sungai Bogowonto sisi timur (89,5 persen), dan peningkatan kapasitas TPA
regional Piyungan (98,8 persen).
Jubir Kementerian PUPR juga menjelaskan, pihaknya
merencanakan beberapa pekerjaan untuk penataan kawasan dan persampahan di
Kawasan Borobudur. Untuk penataan kawasan direncanakan penataan kampung seni
Borobudur di Kujon serta pembangunan jembatan dan jalur pejalan kaki/boardwalk
tepi Kali Progo, penataan lansekap dan fasad pada koridor Palbapang (Jl Mayor
Kusen).
"Intinya kami ingin menata dan meningkatkan kualitas
kawasan Borobudur ini dengan sebaik-baiknya sesuai prinsip-prinsip pelestarian
situs pusaka dunia yang berkelanjutan," tukas Endra.
Adapun untuk pengelolaan sampah direncanakan peningkatan TPA
Pasuruhan dengan pengembangan perluasan sekitar 2 hektare. Pengelolaannya
menggunakan model replikasi TPST SAMTAKU Bali dengan teknologi refused derived fuel (RDF). Untuk
melayani Kabupaten Magelang dan Kota Magelang direncanakan pembangunan TPST
regional dengan penyusunan feasibility study, dokumen perencanaan dan
pembebasan lahan yang dilaksanakan oleh Pemprov Jawa Tengah.
Sampai saat ini, telah dibangun 12 TPS 3R di KSPN
Borobudur, di mana TPS 3R Tuk Songo telah berfungsi optimal, sedangkan
pengelolaan 11 TPS 3R lainnya akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT).
Pelbagai fasilitas di kawasan Borobudur tersebut dibuat untuk meningkatkan
kenyamanan pengunjung dan menjadi contoh sebagai kawasan ekosistem yang
berkelanjutan. (Sumber: Indonesia.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.