Jakarta, Anetry.Net – Perkembangan teknologi memunculkan fenomena deepfake.
Siapapun bisa mengecoh tanpa pandang bulu. Dengan memanfaatkan deepfake, pelaku bisa menipu target dengan mudah lantaran biasanya
target tak menyadari dirinya sedang tertipu.
Seperti dilansir TechTarget, Deepfake adalah
salah satu tipe dari kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk membuat foto,
audio, video hoax yang cukup meyakinkan.
Deepfake dibuat menggunakan dua
algoritma AI yang saling bertentangan: satunya disebut generator, yang lain
disebut diskriminator.
Generator, yang membuat konten
multimedia, kemudian meminta kepada diskriminator untuk menentukan apakah sebuah
konten asli atau palsu. Bersama-sama, mereka membentuk sebuah hal yang disebut Generative Adversarial Network (GAN).
| Baca Juga: Tips Mengetahui Konten-konten Deepfake, Jangan Sampai Tertipu
Setiap kali diskriminator secara
akurat mengidentifikasi konten sebagai sesuatu yang palsu, ia menghasilkan
informasi yang berharga tentang perbaikan yang berguna untuk
deepfake selanjutnya.
Deepfake bisa membuat mata biasa
sulit membedakan mana konten asli atau palsu. Namun, para peneliti Facebook
mengatakan, mereka telah mengembangkan kecerdasan buatan yang dapat
mengidentifikasi deepfake dan melacak asal konten tersebut dengan menggunakan reverse engineering atau rekayasa balik.
"Metode kami akan memfasilitasi
pendeteksian dan penelusuran deepfake dalam pengaturan dunia nyata, di mana
gambar deepfake itu sendiri seringkali merupakan satu-satunya informasi yang
dapat dianalisis," tulis ilmuwan riset untuk Facebook Xi Yin dan Tal
Hassner beberapa waktu lalu, seperti dikutip NPR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.