Tarakan, Anetry.Net – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan 41 Calon Guru Penggerak se-Kota Tarakan, Kalimantan Utara, pada Kamis (10/3).
Nadiem
menjelaskan bahwa Guru Penggerak merupakan salah satu program terpenting di
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
untuk melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik di bidang pendidikan.
“Melalui program ini, kita (pemerintah) tidak hanya ingin menjadikan mereka
guru-guru yang hebat, tetapi yang lebih penting lagi adalah menjadikan mereka
pemimpin perubahan terbaik,” terang Nadiem di SD Negeri 034 Kota Tarakan.
Nadiem
menekankan, transformasi Merdeka Belajar yang diterbitkan untuk mengubah sistem
pendidikan, tidak mungkin bisa dilakukan oleh pemerintah pusat atau pun daerah
saja. Satu-satunya pihak yang bisa melakukan perubahan adalah kepala sekolah
dan guru di dalam sekolah itu.
“Unitnya
sekolah. Pemerintah hanya memfasilitasi. Kita bisa memberi amunisi, melepas
rantai-rantai yang mengekang, dan membantu. Tapi yang berjuang di lapangan
adalah guru dan kepala sekolah,” jelas Nadiem.
Oleh
karenanya, kata Nadiem, semua Guru Penggerak di seluruh Indonesia ke depannya
akan diprioritaskan menjadi kepala sekolah yang hebat. Hal tersebut sudah
ditetapkan dalam Peraturan Mendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 Tentang Penugasan
Guru Sebagai Kepala Sekolah.
“Guru
Penggerak tidak akan berdampak besar kalau lulusan-lulusan program ini tidak
segera dijadikan kepala sekolah. Karena itulah kuncinya perubahan yang kita
cita-citakan bersama ini akan tercapai,” ucap Nadiem.
Selain
itu, lanjut Nadiem, melalui program ini, Kemendikbudristek ingin mencari guru
yang benar-benar memiliki keberpihakan terhadap murid. Guru penggerak
akan melakukan apapun untuk kebaikan murid. “Saya mencari orang-orang yang
tidak memprioritaskan administrasi. Justru, yang perlu dipikirkan adalah apa
yang terbaik untuk murid,” ucapnya.
Untuk
daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), Nadiem mengatakan keberadaan Program
Guru Penggerak sangat penting untuk membawa perubahan di daerahnya. “Perubahan
yang bisa dibawa oleh Guru Penggerak di daerah 3T pasti akan lebih besar lagi
dampak positifnya. Untuk itu, program ini jauh lebih penting bagi daerah di
3T,” ucap Nadiem.
Senada
dengan itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek,
Iwan Syahril, menyampaikan, pemimpin pendidikan harus fokus meningkatkan
pembelajaran. Di sisi lain, Guru Penggerak harus mampu menggerakan guru dan
komunitas di sekitarnya. “Pemimpin harus bentuk tim yang menguatkan dan saling
melengkapi. Harus bisa berkolaborasi. Yang kita inginkan guyubnya,” terangnya.
Salah satu
Calon Guru Penggerak yang hadir, guru TK Abad II Kota Tarakan, Musriana
mengatakan program ini mengubah pola pikir seorang pendidik menjadi orang yang
harus lebih paham kebutuhan murid.
“Sekarang
pembelajaran itu ada pada murid. Kita yang harus mengembangkan metode
pembelajaran, kreatif, mempersiapkan media pembelajaran. Sehingga anak didik
pun semuanya bisa mengikuti pendidikan,” ujar Musriana.
Untuk itu,
lanjut Musriana perubahan yang akan dilakukan pertama adalah perubahan dalam
dirinya sendiri. “Bagaimana saya bertindak, bagaimana saya menjadi motivator,
bagaimana saya menjadi penggerak, dan bagaimana saya menjadi inspirator,
terutama bagi siswa saya atau murid saya,” ujar Calon Guru Penggerak Angkatan
IV ini.
“Kemudian
bagaimana saya bisa menjadi penggerak bagi teman-teman saya untuk melakukan
perubahan yang lebih baik, terkhusus mulai dari sekolah saya sendiri,” pungkas
Musriana. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.