Anetry.Net – Menjadi seorang penulis, bukanlah sesulit menapaki karir di bidang lain. Namun demikian, menulis tidak semudah membalik telapak tangan.
Bagi anda yang memulai
bidang kepenulisan sebagai bagian dari keseharian, maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dengan baik.
1. Menulis sesuai bidang yang ditekuni
Menulis memang
mengasyikkan, namun perlu pula dipahami bahwa setiap bidang memiliki seninya
masing-masing. Untuk hal ini, hanya orang yang menekuninya yang mampu
menuliskan dengan baik dan lebih informatif.
Misalnya anda seorang
pendidik, maka akan lebih baik bila anda disibukkan menulis sesuatu yang
berkaitan dengan dunia kependidikan, bukan malah menulis di luar profesi yang
anda jalani dalam keseharian.
Mengapa demikian?
Seorang penulis butuh wacana dan wahana pemikiran. Setiap orang yang aktif
menulis, akan membekali diri dengan ide dan gagasan yang berasal dari olah
pikir. Tentunya akan lebih mudah bila pengolahannya berasal dari pengetahuan
yang benar-benar dimiliki, bukan dari sesuatu yang berupa fantasi, bukan pula
meraba-raba hal-hal yang tidak dikuasai.
Sebutlah seorang guru
menulis novel, akan lebih mengena bila dalam karya tulisnya dikaitkan dengan
dunia mendidik, dunia membentuk karakter. Bukan malah lari dari kenyataan itu
dan memilih menulis sesuatu yang tidak penting dan tidak mendukung
keprofesiannya.
2. Menulis dengan hati
Bila seorang penulis
memulai mencetuskan penulisan karyanya dengan target yang membuatnya tidak
nyaman, dipastikan akan lahir karya ‘picisan’ yang tak bermakna. Kelahiran
karya bernilai rendah dan kurang manfaat, akan melemahkan niat dan keinginan
untuk melanjutkan pada karya berikutnya.
Ini juga menjadi
sangat penting diperhatikan. Tidak ada karya yang matang lahir dari
ketergesaan. Tidak akan lahir tulisan yang benar-benar mencerahkan bila dilahirkan
dari sikap terburu-buru dengan alasan kejar tayang.
3. Menulis dengan cinta
Alam terbentuk karena
cinta Sang Pemilik Segalanya. Setiap perjalanan manusia diawali oleh rasa suka,
baik terkait dengan munculnya kebiasaan maupun sesuatu yang diinginkan. Semua
berawal dari cinta yang diberikan Sang Pencipta dalam dada manusia.
Menulis juga begitu.
Cintailah hobi atau profesi kepenulisan, dari sana akan lahir karya yang penuh
dengan makna, benar-benar bermanfaat dan memiliki ruh. Pernahkah anda membaca
karya tulis yang materinya bagus namun terasa hambar seolah kurang bumbu?
Sebenarnya bukan karena racikannya yang tidak tepat, namun saat menulis karya
itu tidak ada cinta yang melekat di dalamnya.
Tulisan yang memiliki
ruh, dihasilkan dari diksi yang berasal muncul berdasarkan pemikiran yang jernih
tanpa dikuasai hawa nafsu. Karena cinta akan terasa tak bernyawa bila hanya
hawa yang dijadikan sumbernya.
4. Hindari tulisan vulgar
Zaman telah maju
dengan segala keunggulan, dan segala piranti pendukungnya mengedepankan
kecerdasan, bahkan diiringi oleh Artificial Intelligence (AI). Hal itu pertanda
bahwa otak manusia dapat diisi dengan hal-hal cemerlang, bukan sesuatu yang
rendah, hina, dan tak bermakna.
Menuliskan karya yang
positif bagi perkembangan manusia cerdas, tidak perlu dengan menulis karya ‘rendahan’
dengan bahasa dan pemilihan diksi yang vulgar. Sudah tidak zamannya menarik
perhatian pembaca dengan materi-materi picisan berbau mesum. Bila di otak anda
menyukai hal-hal seperti itu, ingatlah ini adalah dunia yang luas dengan segala
penilaian di dalamnya. Kalau anda suka mengisi pikiran dengan bacaan ‘hina’
jangan bawa orang lain ke dalamnya. Cukup anda saja!
5. Jangan berhenti belajar
Belajar adalah salah
satu kodrat manusia. Rasa ingin tahu terhadap sesuatu menjadikan manusia
sebagai makhluk pembelajar. Bahkan hal ini diperintahkan dalam keyakinan agama,
agar belajar menjadi bagian tak terpisahkan dari jiwa anda sebagai manusia.
Tidak ada orang yang
sempurna, di atas langit masih ada langit. Tidak ada penulis pemula atau
penulis senior, dunia kepenulisan tidak mengenal strata itu. Teruslah belajar
agar semakin piawai, karena dunia kepenulisan berkaitan dengan kebahasaan yang
berkembang seiring perkembangan keseharian manusianya.
Belajar ada orang yang
tepat adalah bagian penting dari proses ini. Lihat dan biasakan menganalisa
kepada siapa anda akan belajar. Ingat! Kebiasaan menulis juga akan mempengaruhi
karakter anda sendiri. Bila anda berguru pada orang yang salah, maka dipastikan
anda akan jadi penulis bernilai rendah, dan sulit mengubah paradigma menuju
jalur yang tepat.
Setidaknya, itulah lima poin penting di
antara hal-hal maha penting yang harus dipahami oleh para penulis yang baru
memulai dunianya di bidang literasi yang satu ini. Memulainya dengan niat yang
baik demia kelangsungan pengembangan diri dan literasi, adalah salah satu fondasi
yang tepat. Selamat menulis! (*)
Penulis:
Nova Indra (CEO P3SDM Melati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.