Jakarta, Anetry.Net – Perkembangan penggunaan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka makin masif setelah diluncurkan secara resmi pada akhir bulan Januari 2021.
Seiring dengan itu, Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa terus meningkatkan komitmen dalam pemajuan kebahasaan dan
kesastraan. Salah
satunya melalui acara Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa, Selasa, 1 Maret
2022.
Acara yang diselenggarakan secara
hibrida tersebut dihadiri oleh pemerintah daerah, guru dan tenaga kependidikan,
siswa, serta komunitas, dan pegiat kebahasaan di Indonesia yang telah secara
aktif menggunakan dan menerima manfaat dari UKBI Adaptif Merdeka.
“UKBI itu betul-betul memiliki validitas
yang tinggi, menguji keterampilan dan kemahiran berbahasa seseorang sesuai
dengan karakter dirinya, sesuai dengan kompetensinya,” jelas Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudin Aziz saat membuka
acara diseminasi secara resmi melalui media virtual.
Kepala Badan Bahasa melanjutkan, UKBI
Adaptif Merdeka telah diikuti 168.464 peserta uji setelah resmi diluncurkan.
Angka ini cukup fantastis, ada penambahan sekitar 100.000 peserta dalam 1 tahun
terakhir.
“Ini merupakan sebuah pencapaian luar
biasa. Saya ucapkan selamat untuk tim UKBI terhadap pencapaian tersebut dan
apresiasi atas kontribusi yang diberikan,” ucapnya.
Keberhasilan penambahan peserta yang
mengikuti UKBI tersebut tak lepas dari seluruh pemerintah daerah dan pemangku
kepentingan di dunia pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, termasuk
kementerian/lembaga yang telah menggunakan UKBI sebagai alat uji kompetensi.
Sementara itu, Kepala Pusat Pembinaan
Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Abdul Khak,
menyampaikan paparan bertajuk “Kebijakan Kemahiran Berbahasa Indonesia”. Ia
mengatakan bahwa diperlukan dukungan regulasi kemahiran berbahasa Indonesia
yang tepat sesuai dengan kondisi para pelaku ataupun penerima manfaat.
“Sebagai contoh dinas pendidikan,
sekolah dapat mendorong pelajar untuk secara aktif dan masif mengikuti UKBI
sesuai dengan ketentuan tanpa dikenai biaya,” ujarnya.
Pada sesi diskusi praktik baik, Kepala
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Papua, Imelda, mengungkapkan
kegembiraannya setelah menggunakan UKBI Adaptif Merdeka di sekolah yang
dipimpinnya.
“Harapan saya, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa terus secara rutin menyelenggarakan sosialisasi penggunaan
UKBI di berbagai sekolah agar makin banyak pelajar yang terukur kemahiran
berbahasanya dan tentunya memperoleh manfaat yang baik,” tegasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro, Nurhayati, menyampaikan bahwa dalam hal mengukur
kemahiran penggunaan bahasa Indonesia, salah satunya bagi para mahasiswa, alat
uji kemahiran berbahasa tidak hanya sekadar mengujikan tata bahasa kepada
masyarakat, tetapi juga harus disosialisasikan kepada para dosen fakultas.
“Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara
baik, mahasiswa akan lebih percaya diri. Mereka akan mampu mengungkapkan apa
yang mereka inginkan,” urai Nurhayati.
Selanjutnya, perwakilan salah satu
asosiasi profesi, Bahrul Hayat menambahkan bahwa sebagai sebuah tes, instrumen
UKBI telah memiliki pijakan teori yang kokoh, telah menggunakan analisis
psikometri, dan telah memiliki skala penilaian yang baku.
“Selain itu, UKBI telah memperhatikan
administrasi tes dengan menggunakan sistem yang canggih serta telah
membuat deskripsi untuk variabel-variabel yang diukur. Semua itu
merupakan ciri tes yang bermutu dan modern,” imbuhnya.
Manfaat positif UKBI turut dirasakan
oleh pengguna di bidang jurnalistik. Teguh Priyanto dari LKBN Antara
mengatakan, Terobosan baru dari UKBI telah menjadi sebuah alat untuk membantu
menyaring para peserta dasar pewarta sehingga kami tidak perlu repot melakukan
tes bahasa Indonesia.”
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Nahdiana, menyampaikan
mengenai pemanfaatan UKBI di lingkungan kerjanya.
“UKBI menjadi sangat penting untuk
mengevaluasi kemampuan berbahasa sekaligus memotivasi pendidik dan peserta
didik untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sehingga mereka
terhindar dari kesalahan persepsi akibat kesalahan berbahasa,” ujarnya.
Sebagai penutup rangkaian acara
Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan
Sastra menyerahkan secara simbolis buku Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia
kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Buku tersebut berisikan
(1) peta kemahiran berbahasa Indonesia skala nasional, (2) peta kemahiran
berbahasa Indonesia skala provinsi, (3) indeks kemahiran berbahasa Indonesia,
dan (4) rekomendasi kebijakan kemahiran berbahasa.
Dalam instrumen UKBI terdapat empat
kemahiran berbahasa yang diujikan, yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan
berbicara. Selain itu, terdapat pula seksi merespons kaidah yang menguji
kemahiran peserta dalam menerapkan kaidah bahasa Indonesia.
Wacana dalam instrumen UKBI, baik
dengaran maupun bacaan, didasari konteks penggunaan bahasa sehari-hari.
Sementara itu, butir soal UKBI disusun berdasarkan dimensi kognitif dan dimensi
pengetahuan.
Untuk mendapatkan layanan UKBI,
masyarakat dapat berkunjung ke laman UKBI Adaptif Merdeka yang di ukbi.kemdikbud.go.id. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.