Jakarta, Anetry.Net – Dalam rancangan yang ada, Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik.
Selain itu program Guru Penggerak (GP) juga membuat guru aktif dan proaktif dalam mengembangkan diri untuk
mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid. Di lain hal, GP turut membentuk guru menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Dalam kunjungan
kerjanya ke Makasar beberapa waktu lalu, Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril menyebutkan, perubahan
pola pikir dalam memandang murid menjadi salah satu poin yang sering
disampaikan oleh para guru.
“Keinginan untuk memberikan layanan pembelajaran yang menyenangkan
melalui pembelajaran berdiferensiasi, membuat kesepakatan kelas, membuat
berbagai proyek pembelajaran dengan aset-aset yang tersedia di lingkungan
sekitar, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak,”sebut Iwan.
Iwan Syahril menyatakan sangat bahagia
dan terhormat bisa bertemu dan mendengarkan cerita-cerita perubahan dari Guru
Penggerak Kota Makassar dan Kepala SMP Negeri 7 Makassar yang juga pelaksana
Program Sekolah Penggerak.
“Mari bergerak bersama, menjadikan
murid-murid kita sebagai 'mercusuar dan kompas pikiran dan hati kita' untuk
memberikan kemerdekaan belajar dan layanan pembelajaran yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan mereka,” pesan Iwan Syahril dalam kunjungan kerja tersebut.
Sementara itu dalam kunjungan kerjanya ke SD Negeri 18
Pekanbaru, Iwan Syahril berbicara tentang teori perubahan. Dalam kunjungan
kerjanya, Iwan bertemu dan berdialog dengan para guru penggerak, didampingi
Wali Kota dan Kepala Dinas Kota Pekanbaru.
“Untuk memulai perubahan, kita harus
mencapai titik ‘critical mass’. Ini adalah titik yang nanti kalau sudah sampai
titik itu biasanya momentumnya enggak akan bisa balik. Bisa mencapai 20 persen
saja, guru-gurunya 20 persennya guru penggerak itu sudah aman,” terang Iwan.
“Karena nanti mereka akan mendapat
momentum untuk melanjutkan perubahan-perubahan itu tanpa harus menunggu
instruksi. Mereka akan bergerak, mereka akan memperjuangkan anak-anak muridnya.
Mereka akan mencoba mencari inovasi terobosan walaupun banyak situasi yang
sulit,” sambungnya. (sumber: infogtk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.