Pekalongan, Anetry.Net – Berita pendidikan di media massa baik cetak maupun online, ternyata sangat minim. Apa sebenarnya yang jadi penyebabnya?
“Memang benar, berita-berita pendidikan
tentang aktivitas sekolah maupun kegiatan kependidikan lainnya, tidak masif di
media. Masih kalah jauh dari isu lain seperti ekonomi dan politik. Ini tentunya
perlu menjadi perhatian bersama bagi kalangan pendidikan,” demikian disampaikan
Nova Indra, Chief Excecutive Oficer lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati yang dihubungi media ini melalui sambungan
telepon, Kamis (24/2).
Lebih jauh Nova menjelaskan, saat ini
dengan banyaknya media pemberitaan, semestinya juga jadi ajang bagi sekolah dan
dunia pendidikan untuk unjuk diri.
“Banyak kegiatan di sekolah dan
kependidikan yang bisa diberitakan. Prestasi, kegiatan sekolah, artikel dan
opini guru, adalah bagian dari publikasi yang sangat pantas dilakukan,” imbuh sosok
penulis yang sehari-hari memimpin Warta Media Group itu.
Dicontohkannya, selama ini bila ada
berita pendidikan, mungkin berasal dari kunjungan pihak media atau
berita-berita miring terkait pendidikan saja yang mencuat ke media.
“Pemberitaan yang positif tentunya
dibutuhkan masyarakat. Jadi bagi para pemangku kepentingan seperti kepala
sekolah dan guru, ada baiknya membangun komunikasi aktif dengan pihak media,”
paparnya.
Bila selama ini yang lebih banyak muncul
merupakan berita miring tentang pengelolaan institusi pendidikan, menurut Nova
lagi, jangan salahkan pihak media.
“Para wartawan sebagai pencari berita
dan media sebagai corong informasi, dipastikan akan memberitakan apapun yang
terjadi di tengah masyarakat. Termasuk bila ada hal-hal yang membuat gaduh
pengelolaan pendidikan seperti adanya pungli, pengelolaan sekolah yang
amburadul dan sejenisnya. Kami sebagai jurnalis dan pengelola media, akan
selalu berimbang dalam pemberitaan,” tegasnya.
Menurut Nova yang juga motivator
kepenulisan ilmiah itu, pihak sekolah jangan antipati terhadap wartawan. “Bangun
kedekatan dengan pihak media, jangan membuat jarak. Apalagi menganggap para
jurnalis sebagai sosok yang harus dijauhi. Malah hal itu akan berisiko
munculnya komunikasi yang buruk,” jelasnya.
Jalan lainnya untuk memasifkan
pemberitaan kegiatan pendidikan, katanya lagi, guru juga bisa aktif menulis
berita dan mengirimkannya ke media.
“Guru pun bisa jadi wartawan. Tentu dengan standar yang harus dimiliki dengan baik, bukan asal menulis berita saja. Ada banyak hal yang harus dipenuhi sebelumnya,” pungkasnya. (at/Gambar Ilustrasi: Google Image)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.