Bengkulu, Anetry.Net – Kurikulum Prototipe sudah diterapkan pada 2.500 satuan pendidikan yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan
Kemendikbudristek, Supriyatno, mengatakan salah satu karakteristik Kurikulum
Prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) untuk mendukung pengembangan karakter
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Dalam implementasi Kurikulum Prototipe,
sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek
pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Supriyatno menuturkan, pembelajaran
berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman
(experiental learning).
Mereka mengalami sendiri bagaimana
bertoleransi, bekerja sama, saling menjaga, dan lain-lain, juga
mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu,” kata
Supriyatno dalam kegiatan Sosialisasi Kurikulum dalam rangka Pemulihan
Pembelajaran di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu,
Senin (17/1) lalu.
Salah satu Sekolah Penggerak yang sudah
menerapkan pembelajaran berbasis proyek yaitu SMP Negeri 30 Bengkulu Selatan.
Pada semester satu di tahun pelajaran 2021/2022 lalu, SMPN 30 Bengkulu Selatan
telah melaksanakan dua proyek terkait pembentukan karakter dalam Profil Pelajar
Pancasila.
Kepala SMPN 30 Bengkulu Selatan, Erma,
mengatakan salah satu perbedaan yang nyata antara Kurikulum 2013 dengan
Kurikulum Prototipe adalah pada durasi jam pembelajaran.
“Jadi berapa persen dari beban mengajar
satu mata pelajaran harus dilaksanakan proyek Profil Pelajar Pancasila. Dalam
satu semester di dalam program kami, proyek Profil Pelajar Pancasila ini sudah
kami laksanakan dua kali, yaitu Suara Demokrasi dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar
Erma yang hadir dalam kegiatan sosialisasi kurikulum di Kantor LPMP Bengkulu.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, Sehmi, menyambut baik
Kurikulum Prototipe yang memberikan keleluasaan pada guru untuk melakukan
inovasi pembelajaran.
Menurutnya, dengan situasi dan kondisi
pandemi seperti saat ini, banyak aspek dalam kehidupan yang telah berubah,
seperti SDM, sarana dan prasarana, serta aspek sosial lainnya, termasuk
pendidikan.
“Salah satu strategi yang paling jitu
dalam pembelajaran adalah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Situasi dan
kondisi itu ada di kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing. Artinya
yang memainkan peran dengan situasi itu adalah manajemen sekolah,” ujar Sehmi
di sela-sela kegiatan sosialisasi kurikulum di Kantor LPMP Bengkulu.
Ia menjelaskan, selain kepala sekolah,
pelaksana manajemen sekolah adalah guru, sehingga guru harus pandai melakukan
inovasi untuk mencapai target-target pembelajaran.
“Saya melihat dalam Kurikulum Prototipe
itu ada ruang yang diberikan dari pemikir-pemikir kurikulum untuk memberikan
keleluasaan inovasi bagi guru. Artinya peluang ini harus dimanfaatkan.
Undang-undang pendidikan kita kan tetap, lalu dasar pendidikannya juga tetap,
dan hasil yang hendak dicapai tetap. Tapi yang berubah kan strategi. Maka dari
itu strateginya tergantung behind the gun, yaitu tergantung gurunya,” katanya. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.