Jakarta, Anetry.Net– Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyampaikan persoalan stunting masih menjadi isu nasional yang mengancam pemenuhan hak dasar bagi anak.
Pemerintah telah menetapkan target untuk
menurunkan angka stunting minimal menjadi 14 persen pada 2024. Adanya
pandemi Covid-19, menjadi tantangan yang tidak mudah dalam upaya pemenuhan hak
anak sekaligus mempercepat penurunan stunting,
namun Bintang menekankan jika semua pihak
memperkuat sinergi dan bergerak bersama, maka penyelesaian masalah stunting bukanlah hal yang
mustahil.
“Salah satu hak anak
yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang Perlindungan Anak
yaitu hak untuk mendapatkan standar kesehatan dan perawatan medis terbaik, air
bersih, makanan bergizi, dan lingkungan tinggal yang bersih dan aman. Termasuk
terbebas dari stunting adalah hak dasar anak yang juga merupakan hak
asasi manusia,” ujar Bintang dalam Webinar Nasional ‘Stunting Prevention for Nation’s Next
Generation What Youth Can Contribute’ yang dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Anak Sedunia dan Hari
Ibu 2021 (18/12) lalu.
Bintang menjelaskan
isu stunting berkaitan erat dengan isu pengasuhan. Kemen PPPA telah
berupaya menjalankan salah satu isu prioritas yang merupakan arahan Presiden,
yaitu ”peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak.”
Meskipun demikian, Bintang
menegaskan peran pengasuhan tidak hanya menjadi urusan perempuan atau ibu saja,
namun juga merupakan tugas bagi ayah. Mengingat melindungi anak adalah tugas
yang setara dan sejajar antara ayah dan ibu.
“Cara pandang yang
setara dan sikap saling mendukung antara ayah dan ibu dalam pengasuhan,
merupakan kunci untuk mencegah stunting, melalui pemenuhan gizi bagi anak pada seribu
hari pertama kehidupannya,” tegasnya.
Bintang berpesan
kepada para ibu dan calon ibu untuk terus menambah pengetahuan dan informasi
mengenai pemenuhan gizi anak yang seimbang, serta berkomitmen untuk memberikan ASI
eksklusif pada anak.
“Bagi para ayah, kita
harus dapat bersama-sama menyuarakan pentingnya kesetaraan gender dalam
pengasuhan. Ayah sebagai kepala keluarga, harus dapat membangun empati,
berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan, mempunyai sikap positif, dan
juga mempunyai pengetahuan luas tentang pengasuhan anak,” terang Bintang.
Ia juga berpesan
kepada para mahasiswa kedokteran yang merupakan garda terdepan dalam segala
pengambilan keputusan, untuk terus memberikan kritik, saran, dan pendapat yang
membangun terhadap berbagai program dan pengambilan keputusan mengenai
penurunan stunting.
“Teruslah menjaga idealisme, prinsip, dan tujuan dalam
memberikan sumbangsih terbaik bagi bangsa di bidang kesehatan,” pesan Bintang.
Lebih lanjut, Bintang
mengajak semua pihak untuk memperkuat komitmen dalam memastikan anak-anak
Indonesia dapat terbebas dari stunting di masa depan. “Sehat,
adalah syarat utama bagi anak untuk dapat meraih mimpi-mimpinya, serta menjadi
anak yang cerdas, pintar, dan berkualitas, menuju Indonesia Layak Anak 2030 dan
Indonesia Emas 2045,” pungkas Bintang. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.