Jakarta, Anetry.Net – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril mengatakan, seluruh program yang dirancang Kemendikbudristek bermuara pada peningkatan mutu siswa melalui penerapan nilai-nilai kepemimpinan yang berlangsung di sekolah.
Hal tersebut disampaikannya pada
Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) ke-16 yang mengusung topik "Bincang
Inspiratif bersama Pendidik Inovatif", secara daring pada Kamis (2/12) lalu.
“Semua program yang ada di
Kemendikbudristek bertujuan pada tiga hal, yaitu murid, murid, dan murid.
Orientasi ini menggambarkan visi dan keputusan Kemendikbudristek dalam upaya
menghasilkan Pelajar Pancasila,” dikatakan Iwan.
Guru Penggerak lanjutnya, berfokus pada
pengembangan SDM utamanya terhadap nilai-nilai kepemimpinan. “Kalau kita
investasi di aspek kepemimpinan maka mereka akan menjadi agen-agen perubahan
sehingga paradigma kepemimpinan di sekolah berubah dari administrasi sekolah
beralih ke pembelajaran terhadap murid,” jelasnya.
Iwan melanjutkan, bukan jaminan sekolah yang berada di lokasi yang
menantang secara sosial ekonomi adalah sekolah yang mutunya rendah.
“Sekolah yang bagus itu bukan terletak
pada infrastrukturnya saja yang bagus melainkan juga esensi substansinya juga
harus menjadi perhatian yang lebih penting,” jelas dia.
“Kita berfokus pada penekanan
kepemimpinan yang ada di sekolah tersebut karena sekolah yang bagus kita bisa
lihat ada kepala sekolah yang keren-keren,” imbuhnya.
Dirjen Iwan yakin di berbagai pelosok
Indonesia, bertebaran sekolah yang telah mengimplementasikan esensi Sekolah
Penggerak yaitu pembelajaran sesuai dengan kompetensi siswanya (teaching at the
right level). Beberapa kesaksian dari para pendidik maupun siswa kata
Iwan, menunjukkan bahwa metode belajar dengan membentuk kelompok-kelompok kecil
sesuai dengan kemampuan para siswa dapat menjadi solusi yang berdampak positif
terhadap kualitas pembelajaran.
“Ada siswa yang mengaku, untuk pertama
kalinya ia merasa bukan siswa yang bodoh dan pelajaran yang mereka terima lebih
mudah dimengerti sehingga rasa percaya diri dan semangat belajarnya juga
meningkat,” ungkap Iwan.
Ciri Guru Penggerak yang ditemui di
lapangan yaitu dia adalah seorang pemecah masalah (problem solver). Meski
didera banyak tantangan, mereka tidak berkeluh kesah tapi justru mencari jalan
keluar di mana pun berada dengan memanfaatkan jejaring komunitas mereka.
“Dalam kelompok tersebut mereka
sama-sama belajar tanpa memikirkan senioritas atau jenjang maupun latar
belakang pendidikan dan satuan pendidikan di mana mereka mengajar. Mereka fokus
bagaimana memecahkan suatu masalah secara bersama-sama (guyub),” kata Iwan. (*/gtk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.