Jakarta, Anetry.Net – Usai melaksanakan upacara bendera Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2021 beberapa hari lalu, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan 14 Organisasi Profesi Guru.
Pada kesempatan itu Mendikbudristek
mengatakan, perubahan di sektor
pendidikan bukan hanya dapat dicapai melalui penetapan kebijakan, tetapi saat
kebijakan itu telah menjadi sebuah gerakan.
Untuk itu, Nadiem mengajak organisasi
profesi yang hadir untuk dapat menjadikan laju perubahan yang dihadirkan
melalui program Merdeka Belajar dapat terus bergulir dan menjadi gerakan.
"Sehingga siapapun
pemerintahannya, menterinya, kepala dinasnya, gerakan ini akan terus
berjalan," katanya di Plaza Insan Beprestasi kantor Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jakarta,
Kamis pekan lalu.
Dalam kesempatan dialog itu, Nadiem mengajak para guru untuk
kembali mengejar ketertinggalan yang disebabkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Satu generasi pelajar ketinggalan
disebabkan oleh PJJ. Sekarang, yang harus dilakukan guru-guru se-Indonesia
adalah mendorong pemerintah daerahnya untuk menjalankan pembelajaran tatap
muka, dengan menerapkan protokol kesehatan tentunya,” ujar Nadiem.
Untuk mendukung para guru agar
semakin merdeka dan berdaya, ia mengungkapkan empat program besar bagi guru yang akan terus didorong. Yang
pertama, kesejahteraan, kemudian akses pada digitalisasi, pelatihan yang relevan,
dan yang terakhir adalah memberikan kerangka kemerdekaan dalam pelaksanaan
kurikulum.
Kemendikbudristek, kata Nadiem, terus
memperjuangkan kesejahteraan para guru honorer dengan memperjuangkan mereka
yang telah lulus seleksi, tetapi belum memiliki formasi agar menjadi prioritas
untuk segera diangkat.
Kemudian, Kemendikbudristek juga akan
segera meluncurkan berbagai platform teknologi bagi para guru dan kepala
sekolah. Aplikasi ini akan melengkapi program digitalisasi sekolah yang telah
dimulai dengan penyaluran peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
untuk siswa dan guru agar mempermudah proses pembelajaran.
Selanjutnya, ia memastikan program
Pendidikan Guru Penggerak terus berlanjut, untuk kemudian dapat menggantikan
Kepala Sekolah yang sudah pensiun. “Saat ini sudah ada dua ribu lima ratus
sekolah penggerak dengan kurikulum prototipe yang lebih fleksibel, lebih
sederhana, dengan standar capaian yang ringkas," tuturnya.
"Fleksibilitas yang diberikan
oleh guru ini karena masukan yang didapat juga dari guru,” imbuh Nadiem.
Sementara itu Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril menyampaikan
pesan, guru penggerak bukan
hanya individu yang hebat, tetapi juga komunitas yang hebat. Ia berpesan agar
para guru terus bergotong royong dan bekerja sama tanpa terbatasi struktur dan
perbedaan jenjang maupun keahlian.
"Semua tentang komunitas, guru
Taman Kanak-kanak (TK) dapat berkolaborasi dengan guru Sekolah Menengah Atas
(SMA). Secara struktur tidak diatur, tetapi otomatis terbentuk," tutur
Iwan Syahril. (gtk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.