Bandung, Anetry.Net –Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan perempuan melalui Project Official Development Assistance (ODA) “Support Women Empowerment in Indonesia” hingga tahun 2024 digelar di Korea Selatan.
Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) yang mewakili Pemerintah Indonesia dalam kegiatan itu memastikan akan terus menguatkan dan
meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Republik Korea Selatan.
“Pemerintah
Indonesia memberikan apresiasi kepada pemerintah Republik Korea Selatan atas
terselenggaranya kerja sama ini dengan memilih Provinsi Jawa Barat sebagai
lokasi pilot project melalui program Sekoper Cinta. Kami
berharap kerja sama ini dapat terus dikembangkan terutama dalam mengurangi
kesenjangan gender dan meningkatkan kapasitas ekonomi perempuan di Indonesia,”
ujar Deputi Bidang kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N Rosalin dalam Forum
Diseminasi Hasil Proyek Official Development Assistance (ODA)
Tahun 2021, secara virtual (14/12).
Republik
Korea Selatan merupakan salah satu mitra pembangunan penting dan strategis bagi
pemerintah Indonesia. Kerja sama bilateral antara Pemerintah Korea dan
Indonesia melalui Project ODA ini difokuskan pada Sekolah Perempuan Capai
Cita-Cita dan Impian (Sekoper Cinta) di Provinsi Jawa Barat yang dimulai sejak
2020.
Di
Sekoper Cinta, para perempuan yang terpilih dari berbagai Kabupaten di Jawa
Barat mengikuti berbagai kegiatan seperti pelatihan menjahit, pelatihan vokasi
berbasis e-commerce dan penelitian dasar untuk pengembangan
keterampilan perempuan. Tahun 2021, kurikulum pelatihan ditingkat dengan
mengajarkan 5 kejuruan yakni memasak, menjahit, kecantikan, IT course dan
pelatihan vokasi berbasis e-commerce.
“Meski dalam
situasi pandemi saat ini, kegiatan tahun ini dapat terlaksana dengan baik
berkat kerja sama dan dukungan semua pihak baik antara Kemen PPPA dengan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah Korea Selatan yang
diwakili DoRunDoRun dalam rangka meningkatkan kualitas hidup perempuan di
Indonesia, terutama di Jawa barat,” tambah Lenny.
Lenny
menambahkan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk tetap melakukan kerja sama
dengan pemerintah Korea dalam bidang pengarusutamaan gender dan pemberdayaan
perempuan secara berkelanjutan sehingga nantinya diharapkan mempunyai dampak
nyata yang positif di masa yang akan datang bagi perempuan Indonesia.
Pemerintah
Republik Korea Selatan dalam hal ini diwakili oleh Director of International
Cooperation, MOGEF Korea Hye-Min Choi mengaku puas dengan hasil Proyek ODA
tahun 2021 yang dilakukan Kemen PPPA, Pemda Jawa Barat dan Sekoper Cinta.
Pihaknya juga sangat menantikan perkembangan dan hasil pelaksanaan proyek di
tahun 2022.
“Banyak
kesulitan dalam pengoperasian proyek di tahun ini, meski sempat tertunda karena
beberapa alasan salah satunya pandemi namun pelatihan tatap muka tetap
dilakukan. Berdasarkan pencapaian ini pelatihan tatap muka dapat lebih
ditingkatkan sehingga lebih banyak perempuan yang terlibat dalam pelatihan.
Kami harap Indonesia dapat menjalankan proyek 2022 dengan lebih efektif dan
stabil,” kata Hye-Min Choi.
Di
samping itu, Chairperson of Asia Women Bridge DoRunDoRun, Myoung- Sun Lee
selaku project management consultan dari NGO Korea Selatan
mengakui memasuki tahun kedua pelaksanaan proyek, pandemi masih menjadi salah
satu kendala yang cukup menghambat pelaksanaan proyek. Meski demikian, pihaknya
sangat memahami dan mengapresiasi capaian-capaian yang dihasilkan Indonesia
melalui proyek tersebut.
“Hasil
yang dicapai saat ini adalah hasil yang sudah optimal. Proyek ODA untuk
kesetaraan gender adalah proyek yang sulit, belum banyak contoh atau praktik
serupa yang bisa melaksanakan proyek ini. Proyek ini adalah proses ODA untuk
membangun pemberdayaan perempuan dan pengarusutamaan Gender (PUG). Melalui
program ini di samping dapat mencapai hasil yang nyata (bagi pemberdayaan
perempuan), tetapi juga sebagai bentuk membangun gender governance karena
melibatkan kerja sama dua negara,” jelas Myoung Lee.
Kemen PPPA
dan Provinsi Jawa Barat telah merancang sejumlah rencana untuk ODA Project pada
2022 di antaranya mengembangkan Kurikulum dan Buku Ajar (buku ajar tambahan
untuk pelatihan tahun 2023 seperti praktik start-up, pertanian, dan
desain komputer), penyediaan bahan ajar, renovasi fasilitas, manajemen dan
pemeliharaan aplikasi seluler, memproduksi konten pendidikan online tambahan,
melaksanakan dan mengaktifkan pelatihan kejuruan online. Tahun 2022, Sekoper
Cinta akan tetap melaksanakan pelatihan 5 kejuruan seperti tahun 2021,
pelatihan pengarusutamaan gender, dan pelatihan inkubasi startup atau e-commerce.
(SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.