Jakarta, Anetry.Net – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya mengadaptasi teknologi ke dalam dunia pendidikan pada masa yang penuh tantangan ini.
Hal tersebut ia sampaikan pada sambutan
secara virtual untuk membuka sesi Diskusi Panel III yang bertemakan How
Covid-19 Pandemic Shapes the Future of Innovation and Technology dua pekan lalu. Acara itu merupakan rangkaian
pertemuan Forum Bisnis Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia tahun 2021
(INA-LAC Business Forum 2021).
“Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan
namun demikian di satu sisi juga merupakan kesempatan bagi kita untuk bergerak
maju ke arah masa depan yang lebih baik. Dengan penerapan program Merdeka
Belajar atau ‘Emancipated Learning’, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi telah mendukung para guru yang mengadaptasi pembelajaran secara
daring. Kemendikbudristek telah mengalokasikan anggaran untuk program
Digitalisasi Sekolah,” ucapnya.
Pada pertemuan yang mengangkat tema
utama 'Indonesia and Latin America and
the Carribean Partnership: Recover Together, Recover Stronger' ini, Nadiem mengungkapkan bahwa
terdapat dua inisiatif utama terkait program digitalisasi sekolah, yaitu (1)
Distribusi perangkat Teknologi Informasi (TI) ke sekolah dan (2) Pengembangan
platform digital pendidikan secara gratis.
Lebih jauh, Nadiem menyampaikan bahwa
pandemi global telah mengubah cara belajar mengajar yang selama ini sudah
dilakukan. “Pada awal pandemi, sekolah ditutup untuk menghentikan penyebaran
Covid-19, hal ini menandai pergeseran dan proses adaptasi ke arah pembelajaran
jarak jauh namun dalam situasi yang sangat sulit,” ucapnya.
Ia menambahkan, pembelajaran daring secara penuh adalah hal baru bagi
seluruh guru di dunia, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Ia menggambarkan betapa sulitnya proses transisi perubahan ke arah pembelajaran
jarak jauh tersebut.
“Saya berharap bahwa inisiatif-inisiatif
Kemendikbudristek akan membantu peningkatan kualitas pendidikan di
daerah-daerah yang sulit dijangkau serta memungkinkan masyarakat di daerah
tersebut untuk dapat berkontribusi lebih terhadap perekonomian bangsa dan
memenuhi apa yang menjadi potensi atau keunggulan mereka,” terangnya.
Ia menyebutkan beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh
Kemendikbudristek, salah satunya adalah SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan
SekoLah) yang berfungsi sebagai ‘marketplace’
di mana sekolah dapat membeli perangkat kebutuhan sekolah menggunakan sumber
dana bantuan operasional dari pemerintah, melalui aplikasi e-commerce yang fleksibel dan aman.
Sedangkan melalui laman Rumah Belajar,
Kemendikbudristek menyediakan materi pembelajaran bagi guru dan siswa
prasekolah sampai SMA, yang sampai saat ini telah memiliki lebih dari 800.000
subscribers. “Semua inisiatif ini akan membantu Indonesia dalam mengawali
proses pemulihan dari masa pandemi dan bergerak maju menuju masa depan,”
ucapnya optimistis. (gtk
kemdikbud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.