Membangun Mentalitas Penulis Pemula - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Rabu, 27 Oktober 2021

Membangun Mentalitas Penulis Pemula


Anetry.Net
Being a writer requires only one thing; actually writing. No body can advise and help you.”

 

Untuk menjadi seorang penulis, anda hanya butuh aktivitas menulis. Tidak lebih dari itu. Anda juga tidak perlu meminta pendapat dan nasehat dari siapapun untuk memulainya.

 

Lalu apakah anda harus menjadi orang berpendidikan tinggi dengan deretan gelar panjang untuk terjun menjadi penulis? Atau mungkin membutuhkan ketenaran lebih dulu baru menuliskan pengalaman dan ide anda? Semuanya tidak perlu. Menulis itu sesederhana ketika anda memilih ngobrol  dengan teman lama anda melalui pesan singkat.

 

Berbekal kesederhanaan itu, bila anda ingin mengawali aktivitas menulis, perlu memperhatikan beberapa hal yang merusak para penulis selama ini:

 

1.       Harus Terinspirasi

 

Pemahaman ini berseliweran dari waktu ke waktu. Bahkan mungkin dari pelatihan ke pelatihan yang sengaja mengajak anda untuk menjadi bagian dari komunitas mereka.

 

Untuk menjadi penulis, inspirasi bukanlah hal penting. Apakah ketika anda ingin menulis lalu anda perlu melihat dan menyaksikan sesuatu agar terinspirasi? Inspirasi berkaitan dengan ide.

 

Bahkan sebuah perselisihan pendapat di pagi hari dengan pasangan ketika anda berada di luar kota, bisa menjadi ide brillian untuk mulai menulis. Anda bisa menuliskan mengapa perselisihan itu bisa terjadi? Mulai dari mana? Apa penyebab utamanya? Mudah kan? Sesederhana itu ternyata untuk menemukan ide, bukan dengan terinspirasi lebih dulu oleh hal-hal lain di luar diri anda.

 

2.       Menjadi ahli tata bahasa

 

Ada yang bilang, jangan salah menulis. Harus ikuti ilmu tata bahasa. Bila kesalahan ejaan atau gramatikal, maka tulisan akan dianggap gagal. Anda harus menjadi ahli dan sangat mendalami tata bahasa sebelum menjadi penulis. Dan masih banyak lagi pendapat dan masukan dari berbagai penjuru kepada anda bila ingin memulai aktivitas menulis. Ini tidak benar.

 

Kalau anda ingin memulai menulis kan ide brillian yang ada di kepala anda, tidak perlu membuka kamus atau datang kepada ahli tata bahasa di negeri ini. Tulis saja apa yang anda pikirkan. Bebaskan diri anda untuk menuangkan semuanya ke dalam deretan dan susunan huruf. Lupakan tentang tata bahasa, karena setiap orang di negeri ini diyakini punya pengetahuan cukup tentang tanda baca. Dan itu cukup sebagai modal utama.

 

Yang terpenting ketika anda mulai menulis, maka jangan pernah berhenti karena takut salah. Teruskan hingga anda merasa puas dan benar-benar yakin telah menuangkan ide yang ada dalam pikiran. Selanjutnya, tulisan lain pun telah menanti.

 

3.       Banyak berguru

 

Workshop A oleh lembaga B, pelatihan C oleh lembaga D. Setiap saat terpampang di berbagai media. Bahkan ada yang melakukan promosi clickbait ‘ikuti pelatihan ini, dijamin anda menjadi penulis terkenal.’ Atau promosi iklan dengan menyebut, ‘dilatih oleh master kepenulisan ternama.’

 

Semua itu hanya jargon, hanya iklan untuk menarik minat orang yang ingin menjadi penulis. Bahkan dalam sebuah sesi diskusi beberapa waktu lalu, pendapat beberapa orang penulis dan pegiat literasi menyatakan bahwa semakin banyak berguru dan ikut pelatihan maka akan semakin matang keterampilan untuk menulis. Dan saya (penulis) membantah hal itu.

 

Analoginya begini, berapa banyak di negeri yang gemah ripah loh jinawi ini penulis yang berasal dari disiplin ilmu pendidikan Bahasa Indonesia? Atau berapa persen dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang selalu dengan tuntutan cerpen ‘berlibur di rumah nenek’ saat libur tiba pada siswanya berhasil menjadi penulis?

 

Bukankah mereka berguru pada lembaga resmi dengan kurikulum terukur? Seharusnya merekalah yang berhasil menjadi penulis dan dijadikan teladan dimana-mana, tapi ternyata tidak. Sangat sedikit jumlahnya penulis yang berasal dari disiplin ilmu ketatabahasaan. Hal itu disebabkan karena penuhnya memori dengan aturan kepenulisan, banyaknya pelajaran. Hingga malah menjadi penghambat untuk melahirkan karya.

 

Karena itu untuk menjadi penulis, mentalitas utama yang perlu diperhatikan adalah, menulis dan hanya menulis. Apapun yang dibicarakan orang tentang tulisan yang anda hasilkan, itu bukan bagian dari mematikan mentalitas. Masukan? Boleh-boleh saja. Nasehat? Ya tentu juga boleh. Tapi yang paling utama adalah, anda menulis.

Penulis: Nova Indra (Direktur P3SDM Melati, Peneliti, dan Pimpinan Sekolah Indonesia Menulis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad