Jakarta, Anetry.Net – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya mengadaptasi teknologi ke dalam dunia pendidikan pada masa yang penuh tantangan ini.
Hal tersebut disampaikannya pada sambutan secara
virtual untuk membuka sesi Diskusi Panel III yang bertemakan How Covid-19
Pandemic Shapes the Future of Innovation and Technology. Acara ini merupakan
rangkaian pertemuan Forum Bisnis Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia
tahun 2021 (INA-LAC Business Forum 2021).
“Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan
namun demikian di satu sisi juga merupakan kesempatan bagi kita untuk bergerak
maju ke arah masa depan yang lebih baik. Dengan penerapan program Merdeka
Belajar atau ‘Emancipated Learning’, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi telah mendukung para guru yang mengadaptasi pembelajaran secara
daring. Kemendikbudristek telah mengalokasikan anggaran untuk program
Digitalisasi Sekolah,” ucapnya, pada Jumat lalu.
Pada pertemuan yang mengangkat tema
utama 'Indonesia and Latin America and the Carribean Partnership: Recover
Together, Recover Stronger' ini, Nadiem mengungkapkan bahwa terdapat dua inisiatif utama terkait program
digitalisasi sekolah, yaitu (1) Distribusi perangkat Teknologi Informasi (TI)
ke sekolah dan (2) Pengembangan platform digital pendidikan secara gratis.
INA-LAC Business Forum 2021 yang
berlangsung secara hibrida dan diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia (Kemenlu RI) itu menjadi sebuah momentum geliat perekonomian
yang mulai tumbuh positif, khususnya di Kawasan Amerika Latin dan Karibia.
Dalam pertemuan ini sekaligus dilakukan peresmian platform digital
www.ina-access.com sebagai media virtual untuk memperluas jaringan bisnis
Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia yang dapat diakses oleh publik.
INA-LAC Business Forum sendiri merupakan pertemuan tahunan yang mempertemukan
para pelaku bisnis, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan guna
mengoptimalkan potensi bisnis dan mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke
kawasan serta meningkatkan investasi dari negara-negara Amerika Latin dan
Kepulauan Karibia. Pertemuan ini dihadiri oleh 70 peserta luring, 7.245 peserta
virtual melalui media zoom. Mereka adalah para duta besar negara Amerika Latin
dan Karibia di Jakarta serta Dubes RI di negara akreditasi masing-masing.
Lebih jauh, dalam sambutannya terkait
potensi industri teknologi dan ekonomi digital Indonesia serta potensi kerja
sama dengan 33 negara Amerika Latin dan Karibia, khususnya pemulihan ekonomi
paska pandemi Covid-19, Mendikbudristek menyampaikan bahwa pandemi global telah
mengubah cara belajar mengajar yang selama ini sudah dilakukan.
“Pada awal pandemi, sekolah ditutup
untuk menghentikan penyebaran Covid-19, hal ini menandai pergeseran dan proses
adaptasi ke arah pembelajaran jarak jauh namun dalam situasi yang sangat
sulit,” ucapnya.
Nadiem menambahkan, pembelajaran daring secara penuh adalah hal baru bagi
seluruh guru di dunia, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Ia menggambarkan betapa sulitnya proses transisi perubahan ke arah pembelajaran
jarak jauh tersebut.
“Saya berharap bahwa inisiatif-inisiatif
Kemendikbudristek akan membantu peningkatan kualitas pendidikan di daerah-daerah
yang sulit dijangkau serta memungkinkan masyarakat di daerah tersebut untuk
dapat berkontribusi lebih terhadap perekonomian bangsa dan memenuhi apa yang
menjadi potensi atau keunggulan mereka,” terangnya.
Nadiem menyebutkan beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh
Kemendikbudristek, salah satunya adalah SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan
SekoLah) yang berfungsi sebagai ‘marketplace’ di mana sekolah dapat membeli
perangkat kebutuhan sekolah menggunakan sumber dana bantuan operasional dari
pemerintah, melalui aplikasi e-commerce yang fleksibel dan aman.
Sedangkan melalui laman ‘Rumah Belajar’,
Kemendikbudristek menyediakan materi pembelajaran bagi guru dan siswa
prasekolah sampai SMA, yang sampai saat ini telah memiliki lebih dari 800.000
subscribers. “Semua inisiatif ini akan membantu Indonesia dalam mengawali
proses pemulihan dari masa pandemi dan bergerak maju menuju masa depan,”
ucapnya optimistis.
Sebelum mengakhiri, ia turut
menyampaikan pentingnya personalisasi pembelajaran dalam mewujudkan kemakmuran
ekonomi suatu bangsa, yang memaksimalkan potensi peserta didik sebagai generasi
penerus dalam merancang dan memproduksi masa depan bangsa yang dicita-citakan.
Personalisasi pembelajaran kata dia,
akan membebaskan siswa kita dari paradigma pengajaran lama yang begitu
membatasi potensi dan kreativitas mereka. Menurutnya, keseragaman dapat
berdampak buruk dalam menekan bakat individu masing-masing anak. Dengan
demikian, perubahan ini diharapkan memungkinkan guru untuk membangun pembelajaran
di sekitarnya guna mengembangkan kemampuan siswa mereka.
“Dengan kebebasan ini, siswa akan
belajar dan mencapai yang lebih baik. Pencapaian ini akan terlihat pada
pekerjaan yang lebih baik, peluang inovasi bisnis yang lebih baik, dan
kemakmuran ekonomi yang lebih besar untuk saat ini dan masa depan,” katanya.
Nadiem berharap agar pertemuan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan
Karibia ini membuka peluang bagi semua pihak, khususnya dunia pendidikan, untuk
menggali berbagai peluang serta mempererat hubungan Indonesia dengan
negara-negara di Amerika Latin dan Karibia. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.