Jakarta, Anetry.Net – Setelah menghasilkan lulusan Guru Penggerak Angkatan 1 pada September 2021, kini Kemendikbudristek melalui Ditjen GTK kembali menggelar pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan 4.
Sebanyak 8.053 calon Guru Penggerak
angkatan ke-4 yang berasal dari 160 kabupaten/kota akan menjalani
pendidikan selama sembilan bulan untuk mendapatkan bekal kemampuan kepemimpinan
pembelajaran dan pedagogi terhadap para guru.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim,
dalam sambutannya mengapresiasi para calon Guru Penggerak Angkatan ke-4 yang
telah berhasil melalui proses seleksi yang sulit dan intensif.
“Selamat kepada Bapak/Ibu guru calon
Guru Penggerak Angkatan ke-4. Saya yakin Bapak/Ibu calon Guru Penggerak
memiliki tekad yang kuat untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi
anak-anak kita. Saya tahu bahwa pola pikir pikir dan semangat Bapak Ibu calon
Guru Penggerak adalah sama dengan aspirasi kita untuk menyukseskan Merdeka
Belajar,” ungkap Nadiem saat membuka secara resmi pendidikan Program Guru
Penggerak Angkatan ke-4, pada Kamis, (14/10) lalu.
Selama sembilan bulan, kata Nadiem, akan
menjadi pembuktian pertama bagi para calon Guru Penggerak untuk bertemu dengan
hal-hal baru yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
“Kalau Anda masih ragu, silakan tanya
angkatan-angkatan sebelumnya. Tujuan dari program ini adalah memberikan bekal
kemampuan kepemimpinan dalam pembelajaran dan pedagogi kepada guru,” ujar Nadiem.
Dengan bekal yang diberikan selama
sembilan bulan tersebut, Menteri Nadiem berharap para calon Guru Penggerak
dapat menggerakan komunitas belajar baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah untuk menjadi pemimpin pendidikan yang selalu memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan bagi peserta didik.
“Sembilan bulan ke depan akan menjadi
waktu yang sangat berharga bagi Bapak/Ibu untuk mempersiapkan diri untuk
menjadi duta belajar di sekolah dan daerah masing-masing,” ungkap Nadiem.
Di samping itu, Nadiem juga berharap
saat melakukan kunjungan kerja ke daerah, dapat bertemu dan mendengar
praktik-praktik baik yang dihadirkan para calon Guru Penggerak untuk
memerdekakan anak-anak Indonesia dalam belajar dan pengembangan diri.
“Untuk itu, tetap semangat dan
berkolaborasi membangun suatu komunitas karena masa depan pendidikan Indonesia
ada di tangan Bapak/Ibu,” ujar Nadiem.
Pada kesempatan yang sama, Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril, mengingatkan kembali
kepada para calon Guru Penggerak bahwa pekerjaan di bidang pendidikan adalah
sebuah upaya untuk membangun peradaban.
“Bukan hanya mengajar dan mendidik atau
membahas kurikulum dan hasil belajar, namun untuk melahirkan generasi pembaharu
yang akan menjawab panggilan dan tantangan zaman, baik masa kini maupun masa
depan,“ ujarnya.
Iwan juga mengatakan melalui Program
Guru Penggerak, pemerintah ingin menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran Ki
Hajar Dewantara yakni membangun ekosistem pendidikan di Indonesia yang merdeka
dalam belajar serta selalu berpihak kepada peserta didik.
“Berpihak kepada murid inilah yang harus
menjadi orientasi utama setiap pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan di
Indonesia,” tutur Iwan.
Sementara itu, Direktur Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Dirjen GTK, Praptono, dalam
laporannya menuturkan program pendidikan calon guru penggerak dilaksanakan
dalam rangka memantapkan empat pilar pendidikan guru penggerak, yaitu
kepemimpinan pembelajaran, pembelajaran yang berdiferensiasi, pembelajaran
sosial dan emosional, serta komunitas praktik.
“Pendidikan ini tentunya untuk
mewujudkan rasa nyaman, bahagia kepada para peserta didik kita yang semuanya
itu dapat ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan
pendidikan. Bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti
kegiatan di satuan pendidikan,” kata Praptono.
Selain 8.053 calon guru penggerak,
program pendidikan selama sembilan bulan ini juga akan melibatkan para pengajar
praktik sebanyak 1.641 peserta, fasilitator sebanyak 549 peserta dan juga akan
melibatkan para instruktur terbaik sebanyak 50 orang.
Sebelumnya, sebanyak 2.395 dari 2.460
calon guru penggerak dan 507 pengajar praktik telah lulus mengikuti Pendidikan
Guru Penggerak angkatan 1. Sementara itu, sebanyak 2.800 calon guru penggerak
dan 564 pengajar praktik masih mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 2.
Saat ini, para calon Guru Penggerak angkatan 2 sudah menyelesaikan modul paket
3 dan akan masuk ke lokakarya ke-6 serta pendampingan individu ke-5.
Sementara itu, calon Guru Penggerak
angkatan 3 telah menyelesaikan modul 1.4, dan akan masuk ke pendampingan
individu dan lokakarya ke-3. “Melalui Program Guru Penggerak, kita akan
mengubah paradigma kepemimpinan pendidikan Indonesia, dari paradigma
kepemimpinan yang berfokus kepada administrasi pendidikan. (gtk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.